Tinta Media - Sobat, bayangkanlah jika rumah tanpa jendela. Apalagi pintunya juga selalu tertutup. Meskipun pakai AC tapi rumah itu tetap tak sehat. Karena kurang udara segar dan cahaya matahari. Karena keduanya tak bebas masuk.
Barangkali jika yang mengalami kondisi begitu memang sejak bayi mungkin tak merasakan ada masalah. Enjoy saja. Toh sehat-sehat saja.
Namun bagi yang biasa menghirup udara segar. Biasa merasakan sapaan hangat matahari. Maka, kondisi hidup di ruang tertutup ber-AC itu adalah masalah. Badan jadi meriang. Wajah rasanya kurang peka. Jadi enggak enak.
Begitulah hati kita. Jika tak berjendela dan pintu juga tertutup maka jadi enggak sehat. Tak mampu melihat keluar. Tak bisa melihat kondisi orang lain. Merasa selalu benar dan mampu segalanya. Kurang peka dengan perasaan orang lain. Menjadi pribadi yang egois.
Dalam hidup bermasyarakat tentu saja sikap itu tidak bisa diterima. Individualisme telah menimbulkan kehidupan yang inharmonis di muka bumi. Kepekaan dan tenggang rasa makin berkurang. Masyarakat makin tak peka untuk saling membantu. Saling asah asih dan asuh. Muncul banyak kasus manusia kelaparan atau sakit sampai matipun tak ada yang peduli.
Sebagai muslim apalagi seorang da'i, kita mesti buka jendela hati khususnya kepada kawan-kawan seiring. Bahkan pintu hati juga enggak boleh sering ditutup. Hingga bisa merasakan belaian lembut angin kasih sayang dari para sahabat. Dan menikmati sapaan hangat cahaya mentari kepedulian dan perhatian kawan seiring.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)
Tanpa jendela dan pintu di hati maka tak ada jalan yang bisa menghubungkan hati kita dengan hati kawan kita. Juga dengan hati hati muslim sedunia.
Jadi, jangan tutup jendela hatimu kawan![]
Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center
