Berulangnya Penistaan Agama, Nihil Tindak Tegas Negara - Tinta Media

Selasa, 09 Mei 2023

Berulangnya Penistaan Agama, Nihil Tindak Tegas Negara

Tinta Media - Penistaan agama terus berulang. Terbaru, tentang kasus warga negara asing asal Australia yang sengaja meludahi imam masjid Al Muhajir, Buah Batu, Kota Bandung. Kasus ini berawal karena orang asing tersebut merasa terganggu dengan suara murottal yang diperdengarkan imam masjid saat itu (CNNIndonesia.com, 29/4/2023).  

Kapolrestabes Kota Bandung, Kombes Budi Sartono, pun tak tinggal diam dan langsung mendatangi masjid tersebut karena kejadian tersebut ramai diperbincangkan di media sosial.

Tak hanya kasus peludahan imam masjid, penistaan agama pun dilakukan salah satu selebgram tanah air, Lina Mukherjee. Lina sengaja membuat konten memakan daging olahan babi dengan mengucapkan basmalah (CNNIndonesia.com, 29/4/2023). 

Tentu saja, sikapnya menuai kecaman berbagai pihak. Kasus ini akhirnya dilaporkan kepada pihak kepolisian, Polda Sumatera Selatan. Kini, Lina ditetapkan sebagai tersangka dan terancam hukuman selama 6 tahun dengan denda sebesar Rp1 Milyar. 

Pengamat sosial, Rizqi Awal menuturkan bahwa maraknya penistaan agama, serta menjadikan agama sebagai bahan konten ejekan dan tertawaan, membuktikan bahwa tidak adanya tindakan tegas dari aparat hukum (mediaumat.id, 30/3/2023). 

Karena itu, masyarakat merasa permisif dengan tindakan tersebut, menganggap boleh-boleh saja menodai agama beserta ajarannya. Tak heran jika perilaku menista agama menjadi tindakan yang terus berulang dan belum menemui solusi yang solutif. 

Deretan kasus penistaan agama terus terjadi sebagai akibat dari penerapan sistem sekulerisme yang merusak. Sistem ini terus menggerogoti iman seseorang hingga tak bersisa. Konsepnya yang menjauhkan ajaran agama melahirkan pemahaman yang batil dalam tubuh masyarakat. Konsep ini menganggap bahwa setiap individu memiliki hak berpendapat. Hak asasi manusia diagung-agungkan tanpa ada standar aturan yang jelas. Masyarakat semakin jauh dari aturan syariat Islam. 

Tentu saja konsep ini merupakan konsep absurd yang merusak. Semuanya hanya demi popularitas, dan keuntungan materi semata,vtanpa peduli pada akibatnya yang destruktif. Prinsip kebebasan ini justru menjadi ruang terbuka bagi para penista. Ironis. Di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam, tetapi syariat Islam selalu menjadi bulan-bulanan yang terus dibidik untuk dijadikan bahan cemoohan. 

Islam adalah agama yang mulia. Allah Yang Mahakuasa menjaganya. Tak ada yang mampu menodai agama Islam. Namun, akidah Islam mewajibkan setiap muslim untuk menjaga kemuliaan syariat Islam. Akidah Islam menuntun setiap muslim untuk menjaga setiap syariat Islam, serta wajib membela Islam saat dinista. 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya,
"Sesungguhnya (terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi mereka." (QS. Al-Ahzab: 57)

Saat ajaran Islam dinista, kaum muslimin wajib membela, tak hanya sekadar mengecam, apalagi hanya tinggal diam. Kaum muslimin wajib melakukan amar ma'ruf nahi mungkar sebagai wujud kecintaannya kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. 

Namun sayang, sistem yang saat ini diterapkan justru menciptakan berbagai sandungan. Agama Islam yang seharusnya dibela, menjadi tak berdaya karena sistem ini tak menjamin terciptanya pembelaan agama Islam. Napas toleransi dan moderasi terus digaungkan demi eksisitensi sistem sekulerisme yang kian mendestruksi. Pantaslah, sistem sekulerisme ini tak mampu memberikan solusi terhadap setiap tindakan penistaan agama.

Sistem Islam adalah satu-satunya sistem yang mampu dijadikan harapan karena prinsip yang diterapkan adalah mendakwahkan dan menjaga setiap syariat Islam demi melanjutkan kehidupan Islam yang sempurna. Sistem Islam dalam wadah Khilafah Islamiyah. Khalifah akan bertindak tegas pada setiap penistaan yang dilakukan oleh pihak mana pun.

Penistaan pernah terjadi pada masa Kekhilafahan Utsmaniyyah, masa Khalifah Abdul Hamid II. Khalifah langsung bersikap tegas terhadap penistaan agama yang dilakukan. Saat itu Khalifah sanggup menghentikan drama karya Voltaire yang menghina Rasulullah saw. Khalifah Abdul Hamid II langsung mengultimatum kerajaan Inggris supaya menghentikan pementasan tersebut. Khalifah mengancam akan mengobarkan jihad akbar kepada Inggris. Seketika itu, Inggris pun menghentikan pementasan drama tersebut. 

Kekuatan sistem Islam tak tertandingi. Para penista agama akan jera dan takut mengulanginya karena ancaman yang luar biasa dari sistem Khilafah. Inilah satu-satunya jalan keluar efektif yang mampu menjerat dan menghentikan segala jenis penistaan agama. 

Wallahu a'lam bisshawwab.

Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :