Tinta Media - Gurunda Ustadz Ismail Yusanto suatu saat memberi suatu perumpamaan. Tentang seseorang yang ingin berjuang dalam sistem rusak Jahiliyah seumpama orang yang masuk WC umum.
Umumnya kita saat masuk WC umum awalnya merasa ga nyaman. Bahkan mungkin merasa jijik. Mungkin merasa aromanya kurang pas. Atau kebersihannya kurang meyakinkan. Bahkan seringkali memang kita mendapati kondisi yang jorok.
Pada awalnya kita merasa enggan namun memaksa diri untuk mulai beraktivitas. Disitulah kita mulai bisa adaptasi. Mungkin kita mulai jongkok dan mulai dengan hajat kita. Beberapa waktu kemudian mulailah kita menikmati. Tak terasa lagi rasa enggan bahkan jijik. Tak terendus lagi aroma kurang sedap.
Berlalulah waktu semenit dua menit. Hingga belasan menit. Apalagi sembari merokok atau main hp bisa beberapa puluh menit lewat hingga ada ketukan di pintu baru kita tersadar dari menikmati WC yang kita anggap awalnya jorok. Barulah kita terkaget ternyata kita sudah ditunggu pengguna WC berikutnya.
Begitulah awalnya jika orang Sholih masuk sistem Jahiliyah. Misalnya jadi pejabat. Awalnya enggan merasa tak cocok bahkan jijik lama lama nyaman. Lupa diri. Asyik dengan jabatan dan lupa visi misi sebelumnya. Tak lagi bisa membedakan mana halal mana haram. Uang uang ga halal akhirnya diembat juga dengan alasan maslahat. Apalagi faktanya memang banyak pihak berharap uang sumbangan darinya. Ada masjid, mushola, yayasan yatim, yayasan pendidikan, majelis taklim, pondok pesantren dll. Akhirnya dia punya argumen akal akalan, kurlebnya, daripada diambil orang lain maka diambil sajalah kan untuk kebaikan umat. Apalagi juga ada pungutan partai dll. Tambah semangatlah.
Jadi niat awalnya mau perbaiki sistem Jahiliyah malah dia sendiri sudah menjadi bagian sistem itu. Dan bahkan dia akan ikutan membela sistem bobrok itu dengan berbagai dalih bukan dalil. Kalo dalih mah pasti pinter kan? Wong rata rata sudah kuliah hingga tahunan bukan?
Maka tak heran ada orang yang dulunya bilang dengan lantang bahwa malaikat pun kalo masuk sistem menjadi iblis. Nah dia sendiri sekarang menjadi bagian dari sistem bobrok itu . Bahkan dia menjadi salah satu pembelanya. Contoh kongkrit bukan?
Namanya juga sistem Jahiliyah maka daya rusaknya melampaui kemampuan individu Sholih manapun. Tak akan mampu bertahan untuk terus salam sistem bobrok itu. Makanya perjuangan harusnya diarahkan kepada merubah sistem Jahiliyah kepada sistem Islam yakni khilafah yang menerapkan syariat Islam secara kaffah.
Surat Al-Ma’idah Ayat 50
أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"
Maka dari itu umat ini harus kita didik dengan Islam kaffah. Kita harus mengedukasi umat ini bahwa mereka muslim yang harus memahami Islam secara kaffah dan berupaya menerapkan secara kaffah dengan cara yang benar sesuai contoh Rasulullah Saw.
Masih berharap sama sistem Jahiliyah?
Wallaahu a'lam. []
Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center