Tinta Media - Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menyatakan, pengertian politik tak sesempit hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pemilu.
"Pengertian politik tak sesempit hanya dalam urusan memilih capres, mendukung capres, memilih caleg, memilih partai, atau hal-hal lain yang berkaitan Pemilu," ujarnya kepada Tinta Media, Selasa (16/5/2023).
Ia menjelaskan, kesalahan besar jika politik dipahami sebatas kalau sudah memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo, menjadi Relawan Anies, membentuk posko pemenangan Prabowo.
"Atau aktivitas politik praktis lainnya terkait Pilpres 2024," jelasnya.
Menurutnya, definisi politik adalah pengaturan segala urusan umat. Politik dilaksanakan oleh negara dan umat, karena negaralah yang secara langsung melakukan pengaturan ini secara praktis.
"Sedangkan umat, mengawasi negara dalam pengaturan tersebut," tuturnya.
Ia pun membeberkan, dalam konteks ke-Indonesiaan, politik juga termasuk mengontrol kinerja eksekutif, mengawasi DPR, memahami alokasi APBN, mengkritik dana cuci uang di Kemenkeu sebesar Rp 349 triliun, mempersoalkan pelemahan KPK, membela Ulama yang dikriminalisasi, mempersoalkan ijazah palsu Presiden, menuntut pengusutan kasus BLBI, kasus Century hingga kasus korupsi Jiwasraya.
"Dan segala hal yang berkaitan dengan kemaslahatan rakyat lainnya," bebernya.
Politik Islam
Terkait politik Islam, Ahmad menjelaskan, bahwa aktivitas dakwah khususnya dakwah kepada penguasa agar menerapkan syariat Islam adalah aktivitas politik yang agung.
"Esensi dari politik Islam adalah untuk menegakkan hukum Allah SWT di muka bumi, melalui tegaknya institusi Khilafah," jelasnya.
Ia pun menegaskan, Khilafah sebagai institusi politik Islam akan tegak dengan dakwah.
"Bukan melalui Pemilu atau Pilkada dalam sistem demokrasi sekuler (yang menolak peraturan hukum-hukum Islam dalam berpolitik dan atau bernegara), tutupnya mengakhiri". [] Muhar