Tinta Media - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Muhyiddin Junaedi menilai bahwa penembakan di kantor MUI ada korelasinya dengan transaksi yang mencurigakan di Kementerian Keuangan.
"Jadi kalau menurut kami, jadi ada korelasi antara apa yang terjadi ancaman kemudian pencapresan, adanya kasus-kasus ya penyalahgunaan uang, transaksi yang mencurigakan di Kementerian Keuangan dan lain sebagainya," ujarnya dalam Bincang-Bincang: Waspadai Penembakan Ketakutan - K.H. Muhyidin Juanedi, Rabu (10/5/2023) di kanal YouTube Bincang Perubahan.
Dia melanjutkan mereka (pejabat) begitu tahu banyak tentang rahasia yang dulunya tidak terbuka namun sekarang terbuka ke publik, maka bagaimana caranya agar kasus-kasus yang melibatkan pejabat tinggi negara harus bisa selesai.
"Jika seorang teroris beneran harusnya dia sudah mengkaji jauh-jauh hari jika bertamu di MUI dan di kantor MUI cuman ada satu lift tinggal bilang ingin ke kantor LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan, obat-obatan, dan kosmetika) langsung naik ke lantai 4 karena tidak ada penjagaan," ujarnya.
Dia juga mengatakan setelah mengetahui hasil penyelidikan dan bisa dipahami bahwasanya memang ada upaya dari pihak tertentu yang ingin melakukan kegaduhan.
Selain itu, dia mengatakan kejadian di MUI itu juga kaitannya dengan pernyataan Andi Pangerang Hasanudin atau AP Hasanudin yang mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah karena perbedaan hari raya idul fitri.
"BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) betul-betul terpojok pada saat peneliti BRIN melakukan pernyataan yang sangat melanggar aturan sendiri. Mengapa ketua umumnya diam mengapa pembinanya diam mengapa mereka tidak melakukan tindakan untuk memanggil dan memecatnya ya kan itu kan pada akhirnya dia akan terbongkar lalu mengapa AP Hasanuddin itu sampai mengucapkan ancaman," pungkasnya. [] Setiawan dwi