Tinta Media - Pengasuh Rubrik Keluarga Samara Ustaz Mohammad Rizky Nafis menjelaskan bahwa ada tiga pilar dalam Islam agar keluarga senantiasa bahagia.
“Dalam Islam ada tiga pilar yang bisa menjaga agar keluarga senantiasa bahagia, yakni pilar keluarga, pilar masyarakat, dan pilar negara (kekuatan),” tuturnya dalam Live: Islamic Digest – Keluarga Bahagia Sambut Ramadan, Kamis (23/3/2023), di kanal Youtube Kaffah Channel.
Pertama, harus ada peran keluarga sendiri, yang dilihat dari kepala keluarganya. Kepala keluarga ini akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah atas peranannya. Allah Swt. Berfirman: “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-Tahrim [66]: 6).
“Maksudnya ketaatan, kita menjaga keluarga dengan senantiasa membuat keluarga taat kepada Allah sehingga dengan ketaatan itulah yang menghindarkan keluarga kita dari api neraka. Keluarga muslim harus bahagia di bulan Ramadan ini karena merupakan kesempatan bagi kita semua untuk taat kepada Allah,” tuturnya.
Kedua, harus ada peran masyarakat. Keluarga berinteraksi dengan masyarakat maka harus ada dukungan dari masyarakat bagi keluarga untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah.
“Kalau melanggar perintah Allah berarti masyarakat juga menegur, masyarakat ada kepedulian terhadap ketaatan dan kemaksiatan. Peran masyarakat sangat tampak di bulan Ramadan berupa kepedulian, ketaatan, ini mestinya dipupuk maka masyarakat pun juga sangat mendukung apabila sebuah keluarga penuh ketaatan,” bebernya.
Ketiga, harus ada peran kekuatan, yakni negara yang harus ikut membantu masyarakat, membantu keluarga agar senantiasa bahagia.
“Seharusnya negara itu memberi kemudahan yaitu membantu dari segi penghasilan, dari segi kestabilitasan ekonomi sehingga mereka (keluarga) juga bisa merasakan bahagia. Nah, jika individu keluarganya islami, masyarakatnya islami kemudian negara juga mendukung hal tersebut maka akan tercipta suatu masyarakat yang islami yang insya Allah dikatakan mendapatkan keberkahan dari Allah,” jelasnya.
Dan untuk mewujudkan pilar-pilar dalam Islam tersebut menurut Ustaz Nafis adalah menjadikan Ramadan ini sebagai momen bertobat. “Melakukan tobat nasuha, yakni menyesali perbuatan dan bertekad tidak akan kembali melakukan perbuatan tersebut,” ucapnya.
Selanjutnya untuk mendapatkan perubahan dalam hidup agar mudah menuju satu keberhasilan, yakni mendapatkan rida Allah dengan jalan belajar memgaji sehingga suami, istri, dan anak memahami kewajibannya untuk meraih keluarga yang bahagia.
“Memang harus diawali dari segi kesadaran atau pemahaman. Untuk mendapatkan ilmu paling mudah dengan belajar, mengaji agar terhindar dari farming sebab rumah tangga menjadi tidak teramat, justru dengan mengaji seorang suami paham kewajibannya, demikian dengan istri dan anak-anak,” tuturnya.
Ia mengakhirinya dengan menyemangati keluarga muslim untuk bahagia menyambut Ramadhan ceria. “Ramadhan ini adalah kesempatan bagi keluarga muslim untuk lebih meraih kebahagiaan,” pungkasnya. [] Ageng Kartika