Tinta Media - Aktivis Muslimah yang juga Mubalighoh Jawa Barat, Ustadzah Indri Liestianti mengungkapkan bahwa bulan Ramadhan merefleksikan tiga hal.
"Bulan Ramadhan, baik secara tataran syariah maupun dalam konteks syariah, setidaknya merefleksikan tiga hal. Yang pertama ketaatan, yang kedua perjuangan, yang ketiga pengorbanan," tuturnya dalam program acara Teman Sahur : Amalan Terbaik di 10 Hari Terakhir Ramadhan, Selasa (11/4/2023) di kanal Youtube Lembur Dakwah.
Menurutnya, ketiga hal tadi harapannya harus senantiasa dijaga dan dipelihara oleh setiap individu kaum muslimin.
"Tentunya, bukan hanya selama Ramadhan, tetapi juga selepas Ramadhan. Selesai Ramadhan diharapkan semua kaum muslimin baik secara individu, masyarakat, dan juga negara bisa menerapkan seluruh apa yang ada di dalam Islam," harapnya.
Ustadzah Indri mengungkapkan, banyak hadits yang sudah diterima dari Rasulullah SAW terkait dengan keutamaan-keutamaan hari-hari di bulan Ramadhan.
"Ada satu hadits yang menjelaskan kepada kita bahwasannya sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan itu adalah hari rahmat dan hari kasih sayang yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Hari yang penuh kasih sayang dan rahmat," ucapnya menegaskan.
Sepuluh hari pertengahan, lanjutnya, maka itu adalah hari penuh ampunan dari Allah SWT. Kemudian sepuluh hari terakhir itu adalah hari pembebasan dari api neraka.
"Kemudian senada dengan hal tadi, kita pun melihat bagaimana Rasulullah SAW begitu concern untuk menjelaskan kepada kita supaya kita fokus mempersiapkan Ramadhan," jelasnya.
Dalam haditsnya, Rasulullah SAW menyabdakan bahwa telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan mubarak, syahru mubarak.
"Jadi, bulan Ramadhan itu adalah bulan yang penuh berkah yang di dalamnya akan dibukakan pintu-pintu syurga, dan di sana juga akan ditutup pintu-pintu neraka. Kemudian juga para syaithon akan dibelenggu," terangnya.
Malam Lailatul Qodar
Ustadzah Indri menerangkan bahwa di akhir haditsnya itu Rasulullah mengatakan bahwa ada satu malam yang kebaikan malamnya itu melebihi dari seribu bulan.
"Di sana kita merenung, bahwasannya ada satu malam kebaikan. Hal tersebut menguatkan apa yang sudah kita tahu dari Al-Qur'an, karena Allah SWT juga memfirmankan di dalam surat Al-Qur'an dari ayat pertama sampai ayat terakhir," ujarnya.
"Inna anjalnahu fii lailati al qadri, wa maa adroka maa lalatu al qadri, lailatu al qadri khairun min alfi syahrin, tanazzalu almalaaikatu wa arruhu fiihaa bi idzni rabbihim min kulli aamrin, salaamun hiya hatta mathla'i al fajri. Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam lailatul qadar. Apakah kalian tahu apa itu malam lailatul qadar. Malam lailatul qadar adalah malam yang baik dari seribu bulan. Di malam itu diturunkan para malaikat dan Jibril dengan izin Allah SWT sebagai tuhan kalian untuk mengurusi segala macam urusan kaum muslimin yang pada malam itu akan selamat dan sejahtera ssmpai munculnya fajar," kutipnya.
"Di situ, kita bisa melihat bahwa ada satu keistimewaan di malam lailatul qadar, di sepuluh malam terakhir. Maka, kalau kita juga ingat dengan sepuluh malam pertengahan di bulan Ramadhan, di situ ada malam 17 Ramadhan yaitu malam diturunkannya Al-Qur'an secara sempurna. Diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah SAW untuk disampaikan kepada umatnya agar diamalkan, menjadi way of life atau pegangan hidup kita dalam melaksanakan yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi atau menghindari apa yang dilarang oleh Allah SWT," urainya.
Riyadhoh
Ustadzah Indri menjelaskan bahwa konsekwensi dari ketaatan terutama di bulan Ramadhan ini, menjalani riyadhoh atau latihan.
"Maka ketaatan itu akan melahirkan konsekwensi kita untuk melaksanakan segala hukum-hukum di dalam Al-Qur'an itu tadi. Jadi, kalau kita simpulkan, semakin kita taat di malam sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan, maka Allah akan menurunkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Kemudian ketika kita konsekwen melaksanakan seluruh amalan yang ada di dalam Al-Qur'an dengan perjuangan penuh, maka Allah akan memberikan ampunan. Kemudian kita akan istiqamah," bebernya.
Ustadzah Indri mengajak untuk mengevaluasi diri, bahwa hari ini Islam masih belum tegak.
"Oleh karena itu, kita terus berjuang, kita terus berjuang meminta, memohon kepada Allah SWT untuk diberikan kekuatan dalam perjuangan kita, istiqamah dalam perjuangan kita untuk mencapai kepada target akhir supaya Islam bisa tegak di muka bumi ini," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka