Tinta Media - "Momentum Idul Fitri 1444 H in syaa Allah banyak melahirkan kembali umat yang memiliki kesadaran dan ketaqwaan yang tinggi kepada Allah SWT," tutur Master dan Coaching Trainer dan Pengasuh Masjid Dakwah Imam Al Mahdi Bogor, Ustadz Boni Shallehudin, Lc. di Bogor, Jumat (21/4/2023).
Menurutnya, ini menjadi modal kemenangan Islam, Allah telah berjanji kepada orang-orang shaleh dan beriman, ia mengutip firman Allah SWT, Qs.Al-Ahzāb : 47 yang artinya dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.
"Orang bertaqwa sejatinya ia akan berupaya menghindari kemusyrikan dan menyekutukan Allah baik dalam bentuk aqidah, ibadah termasuk meyakini hukum dalam segala bentuknya termasuk dalam menetapkan hukum," ujarnya.
Ia mengatakan, orang-orang Yahudi dan Nasrani telah menjadikan pendeta dan rahib - rahib mereka sebagai penyembah tuhan selain Allah SWT. Peristiwa menarik hadits at thabari, adiy bin Hatim, bukankah mereka para pendeta dan para Rahib kalian yang telah menghalalkan apa yang telah Allah haramkan dan mengharamkan apa yang telah aku halalkan, saat ini posisi pendeta dan para Rahib itu dipandang sebagai tuhan oleh para penguasa di negeri ini maupun wakil rakyat di dalam demokrasi, pasalnya merekalah saat ini para pembuat hukum yang telah menghalalkan apa yang telah Allah haramkan dan mengharamkan apa yang telah Allah halalkan. Contohnya di negeri ini riba yg telah mereka halalkan atau legalkan, bahkan pemerintah menjadi pelaku riba yg utama. Diantaranya bunga hutang yang begitu tinggi," ungkapnya.
Padahal jelas riba telah diharamkan oleh Allah, ustadz Boni mengutip, QS.Al-Baqarah ayat 275 yang artinya Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
"Satu dirham riba sungguh lebih berat dosanya daripada berzina 36 kali, tentu lebih banyak contoh-contoh lain yang dilakukan pemerintah dalam penerapan UUD yang bertentangan dengan ketentuan syariat Islam. Padahal akibat dari penerapan hukum buatan manusia yg nyata - nyata menolak syariat Islam terjadi kemerosotan dan kerugian," terangnya.
Menurutnya, imbas dari diterapkannya hukum buatan manusia dan menolak syariat Islam ini sudah lama dirasakan oleh rakyat. "Hutang ribawi yang keterlaluan ini jika dibagi rata kepada seluruh rakyat indonesia masing - masing menanggung hutang negara sekitar 24 juta rupiah per orangnya. Sementara pajak semakin mengancam, juga skandal triliunan rupiah membelit di badan keuangan negara, serta kekayaan negeri ini tidak pernah memberikan kesejahteraan yang adil kepada rakyatnya, bahkan hanya sekedar memenuhi kesehariannya saja sudah sangat sulit," pungkasnya.[] Pakas Abu Raghib