Tinta Media - Direktur The Economic Future Institute (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo menyatakan, ada tiga bahaya dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah nyata di depan mata.
"Tiga bahaya ini sudah nyata di depan mata semua," ujarnya dalam program Kabar Petang: SOS! Ekonom Bongkar 'Jeroan' Proyek Kereta Cepat, di kanal YouTube Khilafah News, Minggu (23/4/2023).
Pertama, jebakan utang Cina. Itu karena pembiayaan proyek yang berasal dari utang atau pinjaman berbunga Pemerintah Indonesia kepada Cina. "Bahaya ini jelas di depan mata, membuat ketergantungan Pemerintah Indonesia yang semakin besar kepada Cina," jelasnya.
Kedua, tingginya risiko gagal bayar, karena kondisi APBN Indonesia sudah banyak terbebani oleh utang-utang sebelumnya. "Pembiayaan infrastruktur besar, seperti Ibu Kota Negara (IKN) dan kereta cepat Jakarta-Bandung melalui mekanisme pinjaman atau utang berbunga ini jelas menimbulkan beban keuangan yang sangat signifikan bagi Pemerintah Indonesia," tegasnya.
Ketiga, risiko pengambil alihan aset strategis. “Jika Indonesia gagal bayar, Cina dapat mengambil tindakan untuk menyelesaikan utang tersebut, seperti menuntut jaminan yang dijanjikan oleh Indonesia," ujarnya
"Beberapa waktu lalu, Cina pernah meminta jaminan APBN. Itu konyol sekali," kesalnya.
Menurutnya, bahaya itu semua bisa mengancam kedaulatan ekonomi dan politik Indonesia. Bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sebenarnya tidak seberapa penting bagi masyarakat Indonesia.
"Bukankah rute itu sudah ada tol dan juga banyak moda transportasi yang lain?" tanyanya.
Ia pun berpandangan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini terkesan sangat dipaksakan.
"Proyek ini sesungguhnya tidak dibutuhkan masyarakat, karena masih ada jalur transportasi lama yang masih efektif untuk digunakan," ujarnya memungkasi.[] Muhar