Tinta Media - Menanggapi mulai dekatnya hubungan negara-negara Arab dengan Cina, Amir Hizbut Tahrir Syeikh Atha Abu Ar-Rasytah menyampaikan bahwa negara-negara ini telah seperti hutan kering.
"Setelah puluhan tahun kegagalan aturan komprehensif di negara-negara Arab, negara-negara ini telah menjadi seperti hutan kering menunggu seseorang menyalakan korek api," tulisnya dalam Tanya Jawab di laman facebooknya, Jumat (14/4/2023).
Menurutnya, beberapa negara ini membayar lebih dari setengah pajak yang dikumpulkan sebagai bunga atas pinjaman mereka.
"Mata uangnya mulai runtuh secara dramatis, dan harga-harga naik tajam sebagai akibat dari kegagalan kebijakan ekonominya dan kedalaman ketergantungannya pada barat, yang mengancam akan memicu protes," jelasnya.
Syeikh Atha menilai, hampir semua negara Arab, kecuali negara-negara Teluk, menderita masalah ekonomi yang parah.
"Realitas ini membuat para penguasa ini memandang Cina sebagai penyelamat ekonomi potensial, dari mana lebih banyak pinjaman dapat diambil dan beberapa kondisi keras Dana Moneter Internasional," terangnya.
Dan Cina, lanjut Syeikh, melalui proyek luar negerinya yang besar, dapat melakukan investasi besar di negara-negara ini.
"Dan keuntungannya akan dinikmati oleh para penguasa dan para pembantunya karena korupsi pemerintah yang merajalela di koridor para penguasa," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka