Tinta Media - Sejarawan Nicko Pandawa menyatakan bahwa hubungan antara Khilafah Utsmaniyah dan Nusantara sangat erat.
“Dulu, kaum pemuda yang ada di Nusantara tidak pernah memisahkan ikatan agamanya, bahkan dengan ikatan negara agamanya, yaitu Khilafah Utsmaniyah,” ujarnya dalam acara Bedah Media Pembebasan: Kekhilafahan dan Keindonesiaan, yang digelar PP Gema Pembebasan di kanal YouTube Gema Pembebasan pada Kamis (30/3/2023).
Ia menyampaikan, setidaknya ada dua bukti yang menunjukkan hubungan antara Khilafah Utsmaniyah dan Nusantara.
Pertama adalah artefak, yaitu sebuah koin Dinar yang bukan buatan Indonesia tapi buatan Mesir. "Di atasnya tertulis nama Sultan Sulaiman bin Salim Khan alias Sulaiman Al Qanuni, yaitu Khalifah kedua dari Bani Utsmaniyah,” katanya.
Yang menjadi menarik, sambungnya, koin tersebut ditemukan di Aceh, bukan di Arab atau di India tapi di wilayah Nusantara. “Ketika kita melihat sejarah, ternyata pasukan-pasukan Utsmani yang membawa koin-koin ini, tidak saja beraktivitas di Aceh.” tambahnya.
Kedua, ada sebuah kitab yang menjadi dasar keilmuan orang-orang Nusantara. Kitabnya sangat tebal, berjudul Turjumanul Mustafid. "Kitab ini adalah sebuah kitab tafsir berbahasa Jawi Melayu yang ditulis oleh ulama dari Singkel, Aceh Barat. Namanya Syaikh Abdul Rauf," ungkapnya.
Istimewanya, kata Penulis Buku Khilafah dan Ketakutan Penjajah, ternyata cetakan yang kemudian disebarluaskan sangat masif di seluruh Nusantara ini dicetak dari Istanbul atas perintah Sultan Abdul Hamid Kedua.
“Kita berhutang sangat banyak, baik dari segi perjuangan maupun segi keilmuan yang membentuk cara berfikir Islam orang tua kita sehingga bisa mewariskannya sampai generasi kita,” pungkasnya.[] Azis Harda