Mengapa Harus Nulis Opini? Ini Alasannya.... - Tinta Media

Senin, 24 April 2023

Mengapa Harus Nulis Opini? Ini Alasannya....

Tinta Media - Setidaknya ada enam alasan mengapa para penulis harus menulis opini. Hal itu disampaikan Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy) dalam acara inspirasi: Tips Semangat Berdakwah Lewat Tulisan Bersama Om Joy, Rabu (19/4/2023) melalui kanal You Tube STT Hagia Sophia Sumedang.
 
Pertama, media massa menerima tulisan opini dari pembaca bukan tulisan berita apalagi tulisan asal-asalan. 

“Hampir semua ragam tulisan yang dimuat di media massa ditulis oleh kru (para jurnalisnya). Ya, Anda yang bukan bagian dari kru media tersebut juga diberi kesempatan menyampaikan sikap dalam rubrik yang khusus disediakan untuk pembaca, biasanya bernama rubrik opini, rubrik media pembaca, dan atau semisalnya. Melalui rubrik itulah kesempatan tulisan Anda dimuat oleh media.
Tentu bila dimuat media massa, peluang tulisan dibaca khalayak menjadi lebih besar lagi,” ujar Jurnalis Senior asal Depok tersebut.
 
Oleh karena itu, menurutnya, menulis opini dan dikirim ke media massa menjadi uslub (cara teknis) yang sangat strategis dan patut dijadikan alasan. “Ketersebarluasannya akan berlipat ganda bila sudah dimuat di media massa, Anda muat lagi di medsos,” imbuhnya.

Kedua, sebutnya, menunjukkan sikap penulis  atas suatu informasi/fakta aktual. Menunjukkan sikap penulis berupa dukungan kepada kebaikan dan ketidaksetujuan kepada keburukan yang  tengah faktual dan aktual terjadi di tengah masyarakat sangat penting dilakukan. Pasalnya, setiap Muslim diwajibkan melakukan amar makruf nahi mungkar. "Menulis opini bisa dijadikan sebagai salah satu uslubnya," ujarnya. 

Ketiga, sarana berbagi ilmu tentang suatu perkara yang penulis kuasai. "Karena tulisan opini juga berfungsi untuk menjelaskan suatu perkara (what) maka Anda juga bisa mengamalkan ilmu tentang suatu perkara yang dikuasai kepada khalayak. Misal, Anda menguasai bahasan mengenai kewajiban menutup aurat dan berpakaian yang sesuai aturan Islam, maka bahasan tersebut bisa ditulis dalam tulisan opini,” terangnya.  


Keempat, sarana berbagi ilmu tentang cara kerja (how to do) sesuatu yang penulis kuasai. Opini juga berfungsi untuk berbagi cara kerja, tips, langkah praktis suatu perkara yang dikuasai. “Bila Anda memiliki pengalaman/mengetahui kiat menggunakan kerudung dan jilbab yang trendi namun tidak melanggar hukum Islam, itu juga bisa dijadikan opini,” jelas Om Joy memberikan contoh.  

Kelima, lanjutnya, sarana berbagi berbagai faktor mengapa (why) harus melakukan sesuatu atau mengapa sesuatu itu bisa terjadi. “Misal, Anda mendengar berbagai alasan mengapa Muslimah enggan menutup aurat dengan sempurna, enggan menggunakan kerudung dan jilbab. Anda juga tahu cara mematahkan dalih mereka itu. Anda bisa menuliskannya dalam bentuk opini,” ujarnya. 

Keenam, bila seseorang bukanlah narasumber yang diwawancarai/diliput media massa sudah barang tentu dia tidak dijadikan rujukan dalam penulisan berita terkait poin kedua hingga kelima. “Jadi kalau bukan menulis opini dan mengirimkannya ke media massa, bagaimana caranya pendapat Anda tentang itu semua bisa dimuat di media massa?” tanyanya retoris.

Itulah enam alasan dari sekian banyak alasan yang tepat kiranya menjadikan menulis opini dan dikirim ke media massa sebagai uslub dalam berdakwah dan berbagi ilmu. “Semoga tulisan opini Anda menjadi salah satu mata air amal jariah Anda dari ilmu yang bermanfaat,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
.
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :