Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) memberikan pesan inspiratif bagi para pengemban dakwah agar tetap istiqomah dalam berjuang. Setidaknya, ada empat hal yang ia pesankan untuk setiap pendakwah.
"Pertama, jangan biarkan diri kita idle. Kitalah yang harus memainkan peran. Kita yang memerlukan dakwah, bukan sebaliknya. Kita sendiri yang harus bergerak. Karena kita memerlukan amal soleh, agar mendapat reward dari Allah dalam kehidupan akhirat nanti," ujarnya saat kegiatan Buka Saum Bersama, Senin (10/4/2022) di Bogor.
Ia menegaskan, dorongan dakwah harus lahir dari dalam diri. Dengan begitu, maka api semangat perjuangan tidak akan pernah padam pada setiap jiwa pengemban dakwah.
Kedua, adalah pentingnya pengalaman. Menurutnya, dakwah itu sebagian pemikiran, akan tetapi sebagian lain ialah soal pengalaman. "Dakwah baru bisa dirasakan, kalau kita mengalami secara langsung. Dengan membina halaqah, kemudian memberikan pemahaman. Ibarat petani yang menanam bibit, kemudian tumbuh dan dijaga," terangnya.
Ketiga, pentingnya ibadah terutama salat malam. "Kalau ada pejuang dakwah tidak tegak sholat malam, niscaya akan futur dia," ujarnya mengingatkan.
UIY menyebut, Nabi Muhammad Saw saja dipersiapkan oleh Allah untuk mengemban dakwah yang luar biasa, bukan dengan uang, senjata atau pengikut. Namun, Allah mewajibkan untuknya sholat malam. UIY lalu menyampaikan surat Al Muzzammil ayat 1 sampai 5.
"Sholat tahajud itu harus tegak. Kalau tidak, kita tidak akan punya kekuatan dalam diri. Lalu lambat laun, akan merasa dakwah ini sebagai beban. Maka kita akan kehilangan kelezatan dakwah," tuturnya.
Ustadz Ismail menyayangkan jika ada sebagian pendakwah yang menganggap amanah dakwah sebagai beban. Hal semacam ini, ia pastikan mereka telah kehilangan kelezatan dakwah. Alih-alih menikmatinya sebagai bagian dari perjuangan.
"Coba perhatikan nasihat Syaikh Edebali yang mengatakan, Kalau engkau malam hari tidak bisa mengalahkan selimut, maka jangan harap engkau bisa mengalahkan musuh di siang hari," katanya mengutip pesan ulama, qadi pertama pada era Khilafah Utsmaniyah.
Makanya, sebut UIY, jika selimut yang merupakan barang mati saja tak mampu dilawan, apalagi menghadapi musuh di siang hari.
"Keempat, yang tak kalah penting adalah doa. Ada satu nasihat dari Orhan ke Murad yaitu Jikalau engkau menggunakan kacamata akhirat, maka sungguh tidak ada satupun nikmat dunia yang layak dipertukarkan dengan nikmat akhirat yang dijanjikan Allah Swt," ungkapnya.
UIY lalu menukil hadis yang membandingkan nikmat akhirat dengan dunia. "Tidaklah nikmat di dunia ini dibandingkan dengan nikmat akhirat, kecuali seperti seorang yang mencelupkan ujung jari tangannya itu ke tengah lautan, lalu perhatikan apa yang bersisa pada ujung jari itu,” ucapnya menukil hadis Rasulullah.
Karenanya, kata Ust Ismail, orang paling kaya hari ini, Elon Musk dengan harta kekayaan 3.890 T hanya bernilai air di ujung jari yang dicelupkan di tengah samudera. Harta yang dimilikinya tetap tidak mampu menandingi nikmat akhirat.
"Kalau sudah tahu hanya sedikit, maka meninggalkan dakwah berarti rugi. Kita mengorbankan yang banyak dan abadi, hanya untuk meraih yang sedikit, itupun kalau kita dapat. Makanya kalau kita renungkan, mau apalagi hidup ini kalau bukan untuk dakwah," tegasnya.
Terakhir, ia meyakinkan bahwa dengan dakwah, semua urusan insya Allah mudahkan. Sebagaimana hadis yang Rasul pernah pesankan kepada Ibnu Abbas.
"Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan ada di depanmu. Apa yang jadi urusan dunia kita, Allah akan lancarkan. Dengan dakwah, Allah pasti berikan jalan keluar," tutupnya. [] Rizkimp