Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Boni Solehudin menilai bahwa hakikat kepemimpinan adalah dalam rangka untuk melayani.
"Hakikat dari kepemimpinan adalah melayani bukan dilayani. Maka seorang pemimpin dalam Islam mengurusi umatnya bukan menguras harta umatnya," tuturnya dalam acara Teman Berbuka: Pemimpin itu Mengurus Rakyat bukan Menyengsarakan Rakyat di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Ahad (26/3/2023).
Ia menyampaikan pendapat seorang pakar leadership, Robert K. Greenleaf dalam bukunya yang berjudul Servant Leadership. "Yang namanya kepemimpinan bukanlah jabatan yang itu diperebutkan, apalagi dalam rangka untuk menumpuk-numpuk harta untuk mendapatkan kepentingan pribadi," paparnya.
Menurutnya, sejak 14 abad yang lalu, Islam telah mengajarkan kepada kita hakikat sebuah kepemimpinan. "Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Ibnu Asakir, Rasulullah SAW menyampaikan pemimpin satu kaum adalah pelayan mereka," bebernya.
Meski hadits ini dhaif, tapi hadits ini secara makna tidak bertentangan dengan hadits yang shahih. "Dalam Imam Muslim, Rasulullah SAW. bersabda, seorang Imam adalah pemelihara. Seorang Imam bagaikan seorang penggembala dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pemeliharaan itu," terangnya.
Menurutnya, hadits ini bukan hanya sebuah konsep dan juga teori. "Rasulullah SAW. dan juga para Khulafaur Rasyidin mengimplementasikan hadits ini sehingga menjadikan rakyat itu adil dan juga sejahtera," ujarnya.
Sebagaimana kisah Umar bin Khattab ketika menjabat sebagai Khalifah, senantiasa berkeliling untuk mengetahui kondisi rakyatnya dan ternyata ditemukan ada di antara rakyatnya yang kelaparan, maka Umar sendiri yang mengambil gandum di Baitul Mal kemudian diberikan kepada orang itu.
"Masya Allah, itu adalah hakikat kepemimpinan dalam Islam yaitu untuk melayani bukan dalam rangka untuk mengumpulkan harta sedemikian rupa, bukan dalam rangka untuk memperkaya diri apalagi menampakkan kemewahan kekayaan di tengah-tengah kesengsaraan yang terjadi di masyarakat," pungkasnya.[] Lussy Deshanti