Tinta Media - Pengasuh kajian Mutiara Ummat Ustadzah L. Nur Salamah, S.Pd. kembali menyampaikan terkait adab-adab yang harus diperhatikan bagi penuntut ilmu.
"Sebagai penuntut ilmu, seyogyanya senantiasa memperhatikan adab-adab dalam menuntut ilmu," tuturnya pada saat menyampaikan kajian umum Kitab Adab Ta'limu al Muta'alim, Selasa (4/4/2023).
Sebaiknya, kata Ustadzah Nur, bagi penuntut ilmu untuk tidak duduk terlalu dekat dengan gurunya ketika sedang belajar. "Kecuali dalam keadaan darurat," ujarnya.
Bunda, sapaan akrabnya mengatakan bahwa jarak antara penuntut ilmu dan gurunya kurang lebih sekitar 180 cm. "Sebaiknya jarak antara penuntut ilmu dengan ustadznya kira-kira satu jarak busur panah, kurang lebih sekitar 180 cm, dan hal tersebut lebih dekat dengan mengagungkannya," terangnya.
Selanjutnya ia menjelaskan agar para penuntut ilmu itu menjaga dirinya dari perilaku tercela. "Dan semestinya bagi penuntut ilmu untuk menjaga diri dari perilaku atau akhlak tercela," tegasnya.
Karena sesungguhnya, kata Bunda, perilaku tercela itu ibarat anjing secara maknawi. Maksudnya, setiap lisan yang mengucapkan kata-kata kotor dan mengumpat, sikap dan perilaku yang kasar dan menyakiti pihak lain. Demikianlah contoh perilaku tercela yang diibaratkan seperti anjing secara maknawi.
Kemudian, ia membacakan hadits Rasulullah SAW yang menceritakan tentang malaikat tidak akan masuk ke rumah yang didalamnya ada Anjing atau gambar anjing. "Tidak akan masuk malaikat ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar anjing," terangnya.
Karena sesungguhnya, imbuhnya, manusia belajar dengan perantara malaikat. Maksudnya apa? "Bahwasannya sebagaimana kita ketahui majelis ilmu itu dinaungi tujuh puluh ribu malaikat yang senantiasa mendoakan kebaikan bagi penuntut ilmu. Akan tetapi jika di dalamnya ada yang akhlaknya tidak baik, malaikat enggan memasukinya," ujarnya.
Ustadzah Nur kembali menyampaikan terkait sikap atau perilaku tercela itu dapat diketahui di dalam kitab akhlak. Kitab yang khusus membahas tentang akhlak. Karena jika dituangkan di dalam kitab ini tidak akan pernah cukup.
"Dan akhlak yang tercela diketahui atau dikenal di dalam kitab akhlak. Kitab khusus yang membahas tentang akhlak. Karena kitab kita ini tidak mencakup/ menerangkan penjelasannya," katanya.
Dan untuk menjaga diri khususnya dari sikap sombong, katanya kembali, karena dengan sikap sombong tidak akan didapatkan ilmu itu.
Terakhir, ia menegaskan bahwa kesombongan adalah musuhnya ilmu. "Dan dikatakan bahwa ilmu itu musuhnya bagu pemuda yang sombong. Seperti halnya banjir, musuhnya bagu tempat yang tinggi," pungkasnya.[] Bey