Tindak Kekerasan Makin Marak, MMC: Sistem Pendidikan Gagal Membentuk Pemuda Berkepribadian Islam - Tinta Media

Sabtu, 04 Maret 2023

Tindak Kekerasan Makin Marak, MMC: Sistem Pendidikan Gagal Membentuk Pemuda Berkepribadian Islam

Tinta Media - Maraknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemuda dinilai oleh Narator Muslimah Media Center (MMC) menggambarkan gagalnya sistem pendidikan sekuler dalam membentuk pemuda berkepribadian Islam.
 
"Makin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemuda menggambarkan gagalnya sistem pendidikan (sekuler) dalam membentuk anak didik yang berkepribadian Islam," ungkapnya dalam serba-serbi MMC: Budaya Kekerasan pada Generasi, Bukti Bobroknya Sistem Kehidupan Sekuler, di kanal YouTube Muslimah Media Center, Selasa (28/2/2023).
 
Menurutnya, lemahnya peran keluarga dalam meletakkan dasar perilaku terpuji, juga rusaknya masyarakat, adalah buah dari kehidupan yang berdasarkan paham sekulerisme.
 
“Sekulerisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan, aturan agama hanya dikerdilkan untuk urusan personal sedangkan urusan kehidupan umum aturan yang dipakai berasal dari akal manusia yang terbatas,” jelasnya.
 
Allhasil tatkala akal dijadikan penentu hukum, sambungnya,  tentu aturan yang terbentuk sarat dengan kepentingan manusia. Ia mencontohkan bidang pendidikan. “ Sistem pendidikan yang berbasis sekulerisme menjadikan orientasi sekolah anak-anak bukan lagi menimba ilmu namun bagaimana bisa mencetak buruh terdidik," terangnya.
 
Amoral
 
Narator menegaskan, akibat penerapan sistem kapitalisme, anak-anak minus pemahaman agama sehingga sering bertindak amoral untuk menyelesaikan masalah.  
 
"Kesibukan orang tua bekerja termasuk kaum ibu dan abainya negara dalam membekali ilmu pengasuhan pada calon orang tua semakin memperparah kenakalan remaja.  Remaja yang jauh dari orang tua atau terlalu dimanja oleh orang tua cenderung mengedepankan ego, sehingga mereka akan mudah berbuat anarkis untuk memuaskan rasa ego tersebut," imbuhnya
 
Negara juga hanya menindak pelaku kriminalitas tanpa ada upaya pencegahan. Bahkan negara sekuler kapitalisme mempersilahkan paham liberalisme maupun permisif menggerogoti jiwa pemuda. “Maka tak heran semakin hari kasus amoralitas remaja semakin marak,” kritiknya.
 
Khilafah
 
Menurut narator, ini sangat berbeda dengan kualitas generasi yang didik dengan sistem sahih bernama sistem Khilafah. "Kehidupan dalam khilafah didasari oleh aqidah Islam yang akan menuntut pemeluknya menyadari bahwa dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak.  Pemahaman seperti ini akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya," tegasnya
 
Karena itu lanjutnya,  Islam memandang bahwa menjaga kualitas generasi merupakan hal penting. Semua elemen dilibatkan untuk membentuk kualitas generasi terbaik, dimulai dari garda terdepan yaitu keluarga.
 
"Islam memerintahkan orang  tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan aqidah Islam bukan nilai-nilai materialistik yang meninggikan egonya. Aqidah Islam ini akan menuntut anak-anak menjadi pribadi yang memiliki akhlakul karimah sehingga baik mereka anak pejabat atau rakyat biasa tidak ada yang merasa rendah diri atau tinggi hati karena keimanan adalah satu-satunya pembeda di antara keduanya," bebernya.
 
Selain itu sebutnya, dari sisi masyarakat, ciri khas masyarakat khilafah yaitu mereka memiliki budaya amar makruf nahi mungkar. "Masyarakat yang demikian akan menjadi lingkungan yang baik untuk anak-anak, sebab mereka bisa melihat praktik dan menerapkan aturan agama secara langsung," pujinya.
 
Dari sisi negara lanjutnya,  khilafah wajib menjadi perisai bagi anak-anak agar mereka tidak salah tujuan hidupnya.  Mekanismenya dengan cara, pertama menerapkan sistem pendidikan. “Kurikulum Pendidikan Islam disusun dalam rangka membentuk kepribadian Islam yang utuh pada siswa baik dari sisi akidah, tsaqofah, maupun penguasaan iptek,” ungkapnya.
 
Menurutnya, konsep ini akan membuat suasana keimanan generasi semakin kuat.  Mereka akan dengan sendirinya menghindari perbuatan anarkis, penganiayaan, pelecehan dan sejenisnya.
 
“Kedua, Khilafah akan mengatur sistem sosial, menjaga agar interaksi antara laki-laki dan perempuan terjalin Interaksi yang produktif dan saling tolong-menolong dalam membangun umat yang dilandasi keimanan kepada Allah. Dengan demikian tidak akan terjalin hubungan-hubungan yang dilarang oleh hukum syara' seperti pacaran," bebernya.
 
Selain itu Ia menjelaskan bahwa Khilafah juga mengatur media. Dalam khilafah media memiliki fungsi strategis sebagai sarana edukasi bagi masyarakat agar mereka semakin paham terhadap syariat. Jika ada pelanggaran hukum syariat Islam para pelaku akan dikenai sanksi Islam.
 
 
"Syekh Abdurrahman Al Maliki dalam kitabnya Sistem Hukum Islam menjelaskan, untuk kasus penganiayaan sanksinya berupa jinayat yaitu hukuman setimpal,  atau qishos karena sudah membahayakan nyawa yang lain.  Sedangkan untuk kasus kekerasan, Qadhi akan memutuskan perkaranya dengan sanksi takzir. Untuk kasus rudapaksa, pelaku akan dikenai hudud zina ghairu muhshon yakni 100 kali cambuk dan diasingkan selama 1 tahun," ucapnya.  
 
Dengan mekanisme ini simpulnya, Khilafah mampu menyelesaikan akar masalah penyebab kenakalan remaja. "Anak-anak akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi muslim berakhlak mulia," pungkasnya.[] Sri Wahyuni
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :