Tinta Media - Semakin hari kita seolah mudah sekali dikejutkan dengan berita-berita tak masuk akal lagi miris. Kali ini datang dari kasus 'konten pura-pura bunuh diri' yang akhirnya membuat seorang wanita muda di Bogor bernasib mengenaskan, yaitu benar-benar kehilangan nyawanya. Ia ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakannya.
Adapun wanita muda berinisial W ini hendak membuat konten lewat video atau video call dengan teman-temannya. Sebelumnya ia sudah dilarang untuk tidak melakukan hal berbahaya itu. Namun ia tetap percaya diri melakukannya. Nahas, akhirnya bukannya konten yang tercipta, justru kematian yang datang mendera.
Di zaman ini, sudah tak guna heran lagi melihat peristiwa maupun pemberitaan yang meramaikan media. Sungguh tak habis pikir, demi menunjukkan eksistensi diri agar disorot banyak orang, siapapun rela melakukan apa saja. Jangankan kehilangan harga diri, kehilangan nyawa sendiri pun bisa jadi dilakukan.
Makin ke sini makin lah tampak arus deras pemikiran sekuler liberal yang telah menggerus habis cara pikir anak muda. Kini standard kebahagiaan bagi mereka hanyalah kesenangan dunia. Mereka tak punya lagi landasan akidah yang kokoh, bahkan tak punya tujuan selain kebahagiaan semu yang diciptakan dunia kapitalis.
Adanya kerusakan cara pikir generasi hari ini tentu saja karena paham sekularisme telah sebegitu mengakarnya hingga menghasilkan kualitas generasi yang bermental rapuh, cengeng serta mudah terikut arus gaya hidup ala Barat. Bagaimana tidak, sekularisme telah melahirkan liberalisme, mengusung kebebasan yang salah satunya ialah kekebasan berperilaku.
Generasi hari ini telah dibuat lupa akan identitasnya sebagai penggerak perubahan. Alih-alih membawa perubahan hakiki, mereka kemudian hanya menjadi penyumbang besar masalah umat hari ini. Kapitalisme telah menggiring mereka untuk melakukan setiap perilaku yang mendatangkan keuntungan. Baik secara materi ataupun kepopuleran, yang tentu saja mengundang pundi-pundi rupiah.
Benar lah sebuah perkataan, "jika ingin menghancurkan pemuda muslim maka buatlah mereka melupakan sejarah dan berikan mereka kebebasan." Maka bukan kah itu yang saat ini sedang dilakukan oleh kafir penjajah pada generasi kita? Lewat perang pemikiran yang berperan halus namun meyakinkan untuk merusak kaum muda sampai ke akar-akarnya. Memberikan dampak kemunduran berpikir yang sangat memilukan.
Sungguh, jika berkaca pada kepemimpinan Islam, maka tak akan kita temukan kualitas pemuda sebagaimana pemuda hari ini. Tak akan kita temukan kondisi pemuda yang terlena pada kehidupan dunia. Sebagaimana Muhammad Al-Fatih, yang telah memiliki visi besar di usia yang masih kanak-kanak. Lalu mengemban amanah luar biasa di usia belia, disusul menjadi pembebas kota Konstantinopel di usia mudanya. Di mana mungkin pada zaman ini pemuda usia itu sedang berbangga dengan konten-konten ataupun pencapaian sukses mereka soalan dunia.
Sungguh hanya Islam saja lah yang mampu memanusiakan manusia sesuai dengan fitrahnya. Sebagaimana pula Islam pasti akan menempatkan pemuda pada potensi terbaiknya. Yaitu sebagai pembawa perubahan, pun juga sebagai pejuang agama Allah. Yang akan dengan gagah dan berani menunjukkan eksistensinya sebagai pemuda rela membela agama Allah serta memberikan perubahan hakiki di tengah-tengah umat. Mereka akan menjadi penggerak menuju kebaikan di saat kerusakan datang menggerus pemikiran umat. Mereka akan berdiri paling depan untuk membela kehormatan negara-nya.
Maka tak mungkin sosok pemuda seperti itu akan kita dapatkan jika masih mengadopsi pemikiran kufur ala Barat. Pemikiran yang lahirnya dari keterbatasan akal manusia hanya akan membawa pada kehancuran pelan namun pasti. Tentu saja hanya Islam yang mampu menerapkan aturan terbaik dalam menyelesaikan setiap problematika umat hari ini. Untuk itu marilah kita songsong bersama kemenangan Islam, agar kembali diterapkan seperangkat hukum-hukumnya. Sebagai bentuk keimanan dan takwa kita pada Allah SWT serta bentuk cinta kita pada risalah yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Agar Islam yang mulia ini akan mendatangkan rahmat dari Allah bagi seluruh alam.
Wallahua'lam bisshoowab
Oleh : Tri Ayu Lestari
Penulis Novel Remaja & Aktivis Dakwah Remaja SWIC