Tinta Media - Polisi atau Syurá¹ah dalam bahasa Arab adalah profesi mulia dalam sistem Islam. Mereka adalah orang-orang pilihan yang memiliki fisik yang kuat agar bisa memberikan rasa aman pada masyarakat. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki tsaqofah keislaman yang mantab, menguasai hukum-hukum Syara' agar mereka bisa menyelesaikan setiap masalah di masyarakat dengan Islam. Polisi adalah teladan yang baik bagi masyarakat karena pola pikir dan sikap mereka Islami dan mereka siap membela rakyat untuk memperoleh keadilan. Sungguh, polisi adalah profesi yang mulia dan bukan orang biasa dalam sistem Islam.
Tapi polisi terhina dalam sistem demokrasi kapitalisme yang mengagungkan gaya hedonisme yang dijadikan standar kesuksesan dalam hidup. Mereka dianggap sukses saat mampu memiliki harta berlimpah, investasi tanah dimana-mana dan uang yang tersimpan di Bank yang mereka anggap bisa mengekalkan hidup mereka di dunia. Tapi, tidak semua jiwa yang hidup pasti mati, sementara apa yang sudah mereka kumpulkan dan banggakan termasuk keluarga harus ditinggalkan saat ajal datang menjemput. Bahkan banyak dari mereka belum sempat menikmati apa yang mereka miliki. Lalu untuk apa bermegah-megahan dan mati-matian mengejar kekayaan dan jabatan jika yang dibawa ke kubur hanya secarik kain kafan. Semua harta kita tinggalkan dan tidak ada gunanya lagi. Sementara amal kebaikan yang dikaitkan dengan Islam sering kita lupakan padahal itulah bekal kita nanti setelah mati. Kehidupan dunia segera menjadi cerita dan akhirat akan menjadi fakta yang harus kita jalani untuk selama-lamanya.
Polisi dalam sistem kapitalis demokrasi sering merendahkan diri mereka dengan menjadi pengemis jalanan karena pemahaman mereka yang salah dalam memahami arti kesuksesan yang selalu dikaitkan dengan banyaknya materi yang mereka bisa kumpulkan. Tidak jarang mereka melanggar hukum dan mempermainkannya. Terhina karena mereka melanggar aturan Allah demi nilai materi yang sering menjadikan sesorang menjadi rendah. Tidak jarang mereka hanya menumpuk kekayaan, dan membangga-banggakannya, bahkan tidak sempat menikmatinya, keburu kematian menghentikan aliran rezeki yang datang padanya. Padahal Rezeki itu datang dari Allah, dan Dialah sebaik-baik pemberi rezeki. Seandainya, mereka tahu bahwa rezeki yang mereka miliki dapat membantunya saat tidak ada satupun yang bisa membantu jika semua itu diinfaqkan di jalan Allah. tentunya dia tidak akan ragu untuk melakukannya ikhlas untuk menggapai ridho Nya. Tapi sayang mereka dibutakan oleh gemerlap dunia yang membuat mereka lupa akan kehidupan akhirat, tempat kembali mereka setelah mati. Padahal dunia hanyalah untuk sementara, sementara akhirat untuk selama-lamanya.
Semakin jelas setelah kasus Sambo terkuak, citra polisi semakin jatuh dan terhina oleh kelakuan mereka sendiri yang meninggalkan aturan Allah demi memuaskan nafsu untuk berkuasa dan menumpuk harta kekayaan. Polisi yang harusnya menjadi teladan dan pelindung masyarakat, terbukti menjadi pelaku kejahatan, serta berani membuat skenario untuk menutupi kejahatannya. Polisi kehilangan kepercayaan dari rakyat. Mafia kejahatan, bukan kejahatan biasa, ibarat benang kusut yang sangat sulit terurai. Mereka saling menyandra dan melindungi dalam kejahatan, sehingga proses hukum yang harusnya mudah, menjadi susah dan berbelit-belit. Banyak barang bukti yang sengaja dirusak dan dihilangkan, dan cerita bohong sengaja dibuat untuk menutupi kejahatan mereka.
Polisi, yang terhormat dan mulia dalam sistem Islam, menjadi rendah dan terhina dalam sistem demokrasi kapitalisme yang mengagungkan nilai materi. Pemahaman yang materialistik, pragmatis, serta peluang besar untuk menyalahgunakan jabatan mendorong banyak oknum polisi yang tidak punya iman kuat, mudah untuk menghinakan diri menjadi pelaku kejahatan. Bisa mempermainkan hukum dunia sehingga merasa aman untuk berbuat apa saja yang mereka inginkan, meskipun melanggar aturanNya. Mereka lupa ada peradilan akhirat yang pasti akan menghukum siapa saja yang melanggar aturan Nya. Semua orang mendapatkan balasan setimpal sesuai dengan kejahatan yang sudah diperbuat. Tidak akan kuat jika kejahatan yang dilakukan sudah mempermainkan hukum dan mendzolimi banyak orang. Bahkan sebelum datangnya pengadilan akhirat, di dunia mereka terhina demi menjadi budak dunia.
Tidak hanya polisi tapi semua pejabat yang gila harta dan jabatan akan menghinakan diri mereka sendiri. Sistem sekular telah membentuk pemahaman yang jauh dari agama. Sistem sekuler hanya akan membentuk pemahaman sekuler dengan menghilangkan kesadaran hubungan mereka dengan Tuhan yang telah menciptakan manusia, hidup dan alam semesta. Bahkan akhirat dianggap cerita bohong, hanya ramalan yang tidak pasti terjadi. Mereka menghinakan diri mereka dengan menjadi budak dunia. Menabrak aturan Pencipta hanya untuk mengikuti nafsu mengejar nikmat dunia yang semu dan menipu.
Padahal, Allah SWT. menjanjikan kemuliaan bagi manusia yang bertaqwa. Hidup dalam sistem Islam akan membentuk jiwa-jiwa yang bertaqwa, karena Islam diterapkan secara kaffah dalam kehidupan. Kemudian, pintu berkah dari langit dan bumi terbuka lebar, bukan bencana bertubi-tubi karena meninggalkan syariat Allah SWT. Semoga umat Islam masih mampu berfikir sehat dengan terus memperjuangkan terwujudnya sistem Khilafah yang akan mengembalikan terwujudnya kehidupan Islami yang akan membawa kebaikan untuk seluruh umat manusia. Berfikir cerdas dengan mencampakkan sekularisme yang tidak hanya membawa kehinaan di dunia, tapi kesengsaraan di akhirat nanti setelah mati.
Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media