Tinta Media - Ketua Dewan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri, kembali menjadi sorotan. Ini karena pidatonya telah memicu kontroversi di media sosial. Pidato tersebut disampaikan ketika menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam tindakan "Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana" di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023).
Salah satu isi pidato Megawati yang kontroversial adalah ketika membahas masalah anak stunting. Ia mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu. Menurutnya, waktu para ibu tersita karena mengikuti pengajian sehingga lupa mengurus anak. Ia sampai berpesan agar kaum ibu bisa mengatur waktu agar tidak habis untuk pengajian sehingga melupakan asupan gizi anak.
Mengkaji Islam Wajib dan Perlu
Tentu saja pernyataan Megawati ini menimbulkan berbagai respon dari masyarakat. Ini dikarenakan para ulama sepakat bahwa mencari ilmu itu wajib bagi kaum muslimin. Dalilnya antara lain, sabda Rasulullah saw,
"Mencari ilmu itu wajib atas kaum muslimin." (HR Ibnu Majah).
Kewajiban mencari ilmu ini juga bisa dipahami dari kewajiban setiap muslim untuk taat terhadap hukum-hukum Allah Swt. Pasalnya, setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat kelak.
Sebab itu, setiap muslim wajib mencari ilmu agama (tafaqquh fii ad- diin). Saat seorang muslim paham agamanya, maka ia berada di antara kebaikan Allah Swt. yang diberikan kepadanya.
Jerih payah seseorang ketika mencari ilmu akan menjadikannya sebagai ahli ilmu (Ulama). Dalam hal ini Allah Swt. memuji langsung kepadanya, sebagaimana Allah Swt. berfirman,
"Allah mengangkat orang yang beriman dan mereka yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS al-Mujadalah [58]:11).
Keutamaan Majelis Ilmu
Sebagaimana mulianya kedudukan ahli ilmu, demikian halnya pada majelis-majelis ilmu. Rasulullah saw., bersabda,
"Siapa saja yang keluar rumah dalam rangka meraih ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali pulang." (HR at-Tirmidzi).
Rasulullah saw. pun bersabda,
"Tidaklah seseorang keluar rumah untuk mencari ilmu, kecuali para malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena rida atas apa yang dilakukan oleh para pencari ilmu." (HR Ibnu Majah dan Ahmad).
Ibu Pendidik Generasi
Hadirnya ibu-ibu di pengajian yang dianggap melalaikan anak adalah tuduhan tidak benar. Ini adalah kesalahpahaman terhadap aktivitas menuntut ilmu agama yang hukumnya wajib bagi muslim dan muslimah.
Pengajian menjadi tempat alternatif untuk memahami berbagai hukum-hukum Allah Swt. secara menyeluruh yang dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan, termasuk dalam mendidik anak agar selalu dalam keridaan-Nya.
Dalam Islam, mengkaji Islam secara kaffah merupakan bagian dari program pembinaan setiap individu, yang terintegrasi dalam kurikulum dan kebijakan negara yang lain, sehingga mampu menghasilkan individu yang beriman dan bertakwa, tinggi taraf berpikirnya, kuat kesadaran politiknya, sekaligus bekal bagi para ibu untuk mendidik anak-anak menjadi muslim yang berkepribadian Islam dan calon pemimpin masa depan.
Karena itu, sangat penting bagi kaum ibu hadir dalam majelis-majelis taklim. Sebabnya, para ibu atau para wanita calon ibu adalah pendidik generasi bagi anak-anaknya. Bahkan, baik buruknya generasi salah satunya bergantung pada peran ibu mereka masing-masing.
Seorang penyair Mesir, Hafizh Ibrahim berkata, "Ibu itu madrasah (sekolah), jika Anda mempersiapkan (dengan baik) kaum ibu, berarti anda mempersiapkan (dengan baik) generasi keturunan yang baik.
Khatimah
Pentingnya bagi setiap wanita, calon ibu atau kaum ibu untuk terus menempa dirinya dengan ilmu-ilmu agama. Sebab, para ibu adalah pendidik generasi (madrasah) bagi anak-anaknya. Madrasah sejatinya adalah gudang ilmu, yang akan mempersiapkan dan melahirkan generasi terbaik. Di tangan seorang ibulah akan tercetak generasi yang hebat dan terbaik, yang dapat memberikan kontribusi besar dalam kemajuan peradaban umat.
Wallahualam bissawab.
Oleh: Astuti K.
Sahabat Tinta Media