Pengamat Ingatkan Negeri Islam Agar Waspada Agenda Politik Global - Tinta Media

Sabtu, 18 Maret 2023

Pengamat Ingatkan Negeri Islam Agar Waspada Agenda Politik Global

Tinta Media - Menanggapi Timnas Israel yang akan berlaga di Piala Dunia U-22 di negeri ini, Pengamat Hubungan Internasional, Budi Mulyana, S.IP., M.Si. mengingatkan agar negeri-negeri Islam waspada terhadap agenda-agenda politik global yang dimanfaatkan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

"Makanya, kita harus waspadai agenda-agenda yang dalam kacamata politik, ini kan soft politik. Olahraga itu dimanfaatkan untuk kemudian memuluskan langkah Israel dapat menormalisasi hubungan, terutama dengan negara-negara kunci yang bisa dijadikan sorotan di dunia Islam," tuturnya dalam Rubrik Dialogika: Israel Datang, Pemerintah Setuju Penjajahan? Sabtu (11/3/2023), di kanal Youtube Peradaban Islam.ID.

Menurutnya, beberapa negara sudah menormalisasi hubungan dengan Israel, Bahrain, Uni Emirat Arab, kemudian juga Sudan, Maroko. 

"Nah, apa jadinya kemudian kalau misalkan di Arab Saudi, walaupun ini belum terjadi, tapi terus dicoba diluluskan normalisasi itu, yang itu menjadi pusat dari peradaban umat Islam saat ini setidaknya umat beribadah di sana. Dan juga Indonesia yang memang negara terbesar muslim di dunia," ungkapnya.

Jadi, sambungnya, tidak bisa hanya dilihat dari ini hanya sekedar event kecil olahraga. Apalagi dengan manipulasi-manipulasi seolah-olah jangan dicampuradukkan. "Karena faktanya memang tidak bisa dipisahkan (kedatangan timnas Israel dengan politik)," ujarnya.

Pengamat Hubungan Internasional ini mengungkapkan standar ganda negara Barat dalam konteks Ukraina, dimana mereka bicara memisahkan antara olahraga dengan politik, faktanya itu tidak bisa.

"Itu yang kemudian harus kita lihat, ini tidak purely persoalan soft politik olahraga event kecil, tapi saya melihat memang ada agenda besar untuk kemudian memuluskan proses normalisasi," tandasnya.

Terkuak

Budi menilai, proses normalisasi hubungan dengan Israel ini bukan suatu hal yang jalan cepat. Ini ditempuh dengan berbagai cara, berbagai langkah.

"Makanya jangan heran relasi perdagangan Indonesia Israel itu bukan suatu hal yang baru. Itu sudah terjadi sejak bahkan zaman orde baru. Walaupun tentu ini kan masalah keterbukaan dan kemampuan kita untuk mengakses informasi," jelasnya.

Menurutnya, beberapa hal sudah terkuak. Bagaimana misalkan misi-misi rahasia yang dilakukan oleh pemerintah dan agen-agennya untuk bisa melakukan proses interaksi di antara Indonesia dengan Israel termasuk juga dalam konteks politik, tidak hanya perdagangan.

Ia mencontohkan beberapa kunjungan secara tidak resmi yang memang hidden (tersembunyi), juga sudah berulangkali  dilakukan antara Israel dengan Pemerintah Indonesia. "Walaupun memang itu pastinya tidak dipublish," ujarnya.

Kedutaan Israel di Singapura

Ia menjelaskan tentang keberadaan Kedutaan Israel di Singapura, yang dinilai sebagai mata dan telinga Israel untuk bisa berinteraksi dengan Indonesia khususnya.

"Artinya, kita tidak bisa melihat, tidak adanya hubungan diplomatik itu seolah-olah tidak terjadi interaksi sama sekali. Itu faktanya tidak begitu," tandasnya.

Artinya, Budi melanjutkan, tanpa hubungan diplomatik, selama ada interaksi atau kepentingan-kepentingan yang bisa dipertautkan pasti akan dijalin.

"Disinilah kemudian kepentingan-kepentingan agenda besar dari negara-negara Barat. Kemudian (terkait) Israel itu, kemudian bisa dilakukan melalui pola-pola semacam tadi," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :