MENYAMBUNG NARASI KH KHOLIL RIDWAN DAN UST ANDRI KURNIAWAN: KEBANGKITAN ISLAM VIA TEGAKNYA KHILAFAH, DARI INDONESIA MENUJU PUNCAKNYA DI SYAM (PALESTINA) - Tinta Media

Selasa, 21 Maret 2023

MENYAMBUNG NARASI KH KHOLIL RIDWAN DAN UST ANDRI KURNIAWAN: KEBANGKITAN ISLAM VIA TEGAKNYA KHILAFAH, DARI INDONESIA MENUJU PUNCAKNYA DI SYAM (PALESTINA)

Tinta Media - Dalam sebuah pertemuan tokoh & ulama di Jakarta (Ahad, 19/3), ada hal yang sangat menarik yang disampaikan oleh KH Kholil Ridwan dan Ustadz Andri Kurniawan. Paparan dari keduanya, kalau boleh disimpulkan akan mengkerucut pada kebangkitan Islam melalui tegaknya institusi Khilafah.

KH Kholil Ridwan menjelaskan betapa pentingnya politik, kesatuan kepemimpinan bagi umat Islam. Beliau menceritakan siroh an nabawiyah, tentang sisi politik bagaimana akhirnya Rasulullah Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah.

Lalu, beliau juga bercerita tentang bagaimana para sahabat -pasca mangkatnya Rasulullah SAW- menunda pemakaman jenazah Nabi Muhammad SAW, lalu menyibukkan diri di Saqifah Bani Saidah, hingga akhirnya mereka bersepakat membai'at Abu Bakar RA sebagai Khalifah.

Urusan mempercepat menguburkan jenazah adalah hal yang urgen untuk disegerakan. Namun faktanya, para sahabat mendahulukan memilih pemimpin dengan membai'at Abu Bakar sebagai Khalifah, lalu kemudian baru menguburkan jenazah Nabi SAW. Apa yang terjadi di Saqifah Bani Saidah disaksikan oleh seluruh sahabat, mereka semua mendiamkan, dan bahkan imam Ali RA rela berdesakan untuk ikut membaiat Abu Bakar RA, setelah kabar itu sampai pada beliau.

Hal itu menjadi dasar bahwa mengangkat Imam sebagai Amirul Mukminin, hukumnya fardu berdasarkan Ijma' Para Sahabat. Andaikan peristiwa Saqifah Bani Saidah menyelisihi syariat, pastilah para sahabat akan mengoreksinya dan menguburkan jenazah Nabi terlebih dahulu.

Peristiwa itu mengkonfirmasi bahwa wajibnya mengangkat Imam, membaiat seorang Khalifah, adalah kewajiban yang lebih utama (harus didahulukan) ketimbang menunaikan kewajiban menguburkan jenazah. Secara faktual, urusan kepemimpinan memang super penting, hingga pada zaman Umar RA akan meninggal dunia, beliau perintahkan para sahabat untuk segera membaiat Khalifah pengganti dengan tenggat waktu maksimum 3 hari.

Sayangnya, hingga hari ini -sejak kekhilafahan Islam terakhir dibubarkan di Turki pada tahun 1924- sudah lebih dari satu abad Hijriyah, kaum muslimin tidak memiliki imam, tidak memiliki Khalifah. Kaum muslimin hanya disibukan dengan urusan receh, di ninabobokan dengan urusan kepemimpinan yang bukan untuk menegakkan Khilafah, tetapi hanya sibuk dengan perebutan kekuasaan yang hanya melanggengkan sistem demokrasi sekuler.

Lantas, kaitannya dengan pernyataan Ustadz Andri Kurniawan adalah beliau menyampaikan keyakinannya bahwa kebangkitan umat Islam itu berasal dari timur, yakni dari Indonesia. Hal mana, beliau kutip dari Qoul murid Syaikh Ahmad Yasin, Muasis HAMMAS (Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah).

Mengenai hal ini, Dari Tsauban RA, dia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: 

_“Akan datang panj-panji hitam dari sebelah timur jauh (Nusantara), seolah-olah hati mereka kepingan-kepingan besi. Barangsiapa mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka sekalipun merangkak di atas salju”_

(Dikeluarkan oleh Al-Hasan bin Sofyan dari Al-Hafiz Abu Nuaim, dari kitab Al-Hawi lil fatawa oleh Imam Sayuti)

Lantas, setelah bangkit dari timur (Indonesia) maka puncak kebangkitan Islam itu akan berada di Syam, sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan:

Ø£َلاَ Ø¥ِÙ†َّ عُÙ‚ْرَ دَارِ الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ِينَ الشَّامُ

"Ingatlah, ibukota negeri kaum Mukmin adalah Syam."

(HR Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Asakir dalam Kanzul-Ummal).

Berdasarkan narasi yang disampaikan oleh KH Kholil Ridwan dan keterangan dari Ustadz Andri Kurniawan, maka dimungkinkan terjadinya skenario sebagai berikut:

Pertama, bahwa awal mula kebangkitan Islam ditandai dengan berdirinya Khilafah. Dan negeri ini (Indonesia), sangat berpotensi menjadi titik tolak (titik awal) kembali berdirinya Daulah Khilafah.

Indonesia adalah bagian Timur jika dilihat dari Mekkah dan Madinah, sehingga wilayah Indonesia memenuhi kualifikasi 'kebangkitan dari timur' yang diceritakan oleh Ustadz Andri Kurniawan.

Kedua, pasca tegaknya Khilafah di Indonesia maka Khilafah akan melakukan proses dakwah dan jihad, melakukan unifikasi negeri kaum muslimin, hingga akhirnya dapat membebaskan As Syam (Palestina) dari Israel dan meng-unifikasi Palestina menjadi satu kesatuan Daulah Khilafah.

Ketiga, setelah Syam (sekarang meliputi Palestina, Yordania, Libanon, Suriah) dikuasai dan menjadi wilayah Daulah Khilafah, maka ibukota Daulah Khilafah dipindahkan dari timur (Indonesia) ke kota Syam (Palestina). 

Dari Wilayah Syam inilah, Daulah Khilafah mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru alam, menata peradaban manusia dengan hukum Allah SWT.

Karena itu, menurut hemat penulis saat ini umat Islam di Indonesia harus fokus untuk memperjuangkan Khilafah, bukan terjebak dalam hiruk pikuk Pemilu dan Pilpres. Perjuangan politik umat Islam (yang oleh KH Kholil Ridwan disebut Fardu Ain), harus diarahkan untuk merealisasikan nubuwah tegaknya institusi Khilafah. 

Inilah, visi politik yang agung, yang tidak akan terkontaminasi atau ditunggangi oleh kepentingan kaum kufar, baik Amerika maupun China. 

Apalagi, perang Rusia vs Ukraina telah menyibukkan Amerika dan sekutunya untuk menghadapi Rusia. Keadaan ini, dapat kita manfaatkan untuk lebih fokus mempersiapkan tegaknya Khilafah tanpa gangguan berarti dari kaum kufar.

Indonesia adalah negeri yang sangat layak menjadi titik tegaknya Khilafah. Sudah saatnya, umat Islam di negeri ini mendapatkan kemuliaan menjadi pusat peradaban Islam, melalui tegaknya institusi Khilafah. Allahu Akbar ! [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :