Tinta Media - "Manusia sampah" adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Manusia sampah adalah manusia yang tidak peduli dengan dampak dari perilaku mereka terhadap lingkungan. Orang-orang ini sering meninggalkan sampah di tempat yang tidak semestinya, bahkan di lingkungan yang seharusnya bersih dan rapi. Manusia sampah merujuk kepada istilah orang yang orientasinya mengotori dan merusak lingkungan dengan membuang sampah sembarangan.
Manusia sampah juga adalah mereka yang sering membuang sampah sembarangan di jalanan, sungai, laut, atau di tempat-tempat lain yang seharusnya tidak digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Dampak dari perilaku manusia sampah ini adalah terjadinya pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem, serta berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar daerah tersebut.
Akibat ulah manusia sampah, maka rusaklah lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara. Salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menggambarkan tentang kerusakan di darat dan laut adalah sebagai berikut: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS Ar-Rum 30:41).
Ayat ini menyebutkan bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia sampah yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan. Tujuan dari pencantuman ayat ini adalah untuk mengingatkan manusia yang bertanggungjawab terhadap lingkungan dan bumi yang dihuninya, karena seluruh perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT kelak.
Perilaku destruktif manusia sampah secara filosofis berarti yang punya pikiran sampah, alias pikiran negatif. Sebab, pikiran dan tindakan saling berkaitan dan memiliki korelasi yang erat. Pikiran merupakan suatu hal yang muncul dalam otak dan menjadi dasar dari tindakan seseorang. Dalam banyak kasus, pikiran dapat mempengaruhi tindakan seseorang. Tindakan seseorang diawali oleh pikirannya. Pikiran sampah akan melahirkan tindakan kotor.
Pikiran yang positif dapat memotivasi seseorang untuk melakukan tindakan positif, sedangkan pikiran negatif dapat memotivasi seseorang untuk melakukan tindakan negatif. Sebagai contoh, seseorang yang berpikir positif tentang lingkungan cenderung melakukan tindakan yang sehat dan positif seperti menjaga kebersihan dan tidak melakukan pencemaran lingkungan.
Sebaliknya, seseorang yang berpikir negatif tentang lingkungan cenderung melakukan tindakan yang merugikan dirinya sendiri seperti merusak lingkungan, membakar hutan, membuang sampah di sungai, mengeksploitasi sumber daya alam ugal-ugalan dan sejenisnya.
Jika ayat Al Qur’an telah mengingatkan perilaku manusia sampah, maka dapat disimpulkan bahwa manusia sampah adalah mereka yang punya pikiran sampah yang tidak berasal dari Al Qur’an. Pikiran sampah itu berasal dari ideologi buatan manusia yang tertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan Allah dalam Al Qur’an. Pikiran sampah itu ada dua, pertama pikiran yang memisahkan antara kehidupan dunia dengan agama, namanya sekulerisme. Kedua, pikiran yang menganggap tuhan itu tidak ada, namanya ateisme. Dua pikiran inilah yang kini menjadi biang kerusakan negeri ini.
Akibat dua ideologi sampah yang diterapkan di negeri ini, bukan hanya lingkungan dan sumber daya alam yang hancur dan rusak, namun sumber daya manusia juga rusak. Generasi bangsa ini hancur lebur akibat dua ideologi sampah ini. Perilaku hedonisme, amoralitas, kriminalistas, upnomrlitas dan sejenisnya semakin marak di negeri ini. Bagaimana mungkin, misalnya perilaku LGBT dilakukan oleh manusia, padahal binatang saja tidak melakukan. Itulah akibat ideologi sampah yang diterapkan di negeri ini. Dua ideologi ini telah menjauhkan keimanan dan ketaqwaan bangsa yang artinya jauh dari keberkahan.
Hal ini telah ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya : Dan jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, niscaya kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS Al-A'raf 7:96).
Manusia sampah yang berideologi sekulerisme dan komunsime adalah manusia kafir, zolim dan fasik, sebab mereka mengabaikan hukum-hukum Allah dalam mengatur urusan dunia ini. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya : Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS Al-Maidah 5:44).
Dan barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim (QS Al Maidah : 45). Dan barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik (QS Al Maidah : 47).
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang tidak memutuskan suatu perkara sesuai dengan hukum Allah SWT, maka mereka dianggap sebagai orang kafir, zalim dan fasik. Hal ini menunjukkan pentingnya mengikuti dan mentaati hukum Allah SWT sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ayat ini juga mengingatkan umat Islam untuk berpegang teguh pada hukum dan syariat Islam dalam memutuskan suatu perkara, agar tidak terjerumus pada perbuatan yang diharamkan dan merugikan diri sendiri dan orang lain dan bahkan akan melahirkan kesempitan hidup di dunia.
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (QS Thahaa : 124)
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang mengabaikan peringatan Allah SWT dan tidak mengikuti aturan-aturan-Nya, maka mereka akan mengalami kesulitan dan kesempitan dalam kehidupan mereka. Kehidupan yang sempit di sini tidak hanya merujuk pada kesulitan dalam hal materi atau fisik, tetapi juga kesulitan dalam hal spiritual dan batiniah. Mereka yang tidak memperhatikan peringatan Allah SWT akan merasa terasing dan tidak tenang dalam hatinya, karena mereka kehilangan arah dan tujuan hidup yang sejati. Kesimpulannya, manusia sampah adalah manusia sekuler dan komunis.
Oleh: Dr. Ahmad Sastra Ketua
Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 25/02/23 : 13.35 WIB)