Keutamaan Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya - Tinta Media

Selasa, 07 Maret 2023

Keutamaan Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

Tinta Media - Sobat. Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah. Ayat ini merupakan tambahan penggembiraan supaya melakukan ketaatan, dengan janji akan berteman dengan makhluk yang paling mulia dan paling agung derajat mereka, lantaran ketaatan itu. Sebagaimana firman-Nya :

وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا 

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa’ (4) : 69)

Sobat,  Ayat ini mengajak dan mendorong setiap orang agar taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Allah berjanji akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekedar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.

Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:

1. Para rasul dan nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah.

2. Para shiddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran nabi dan rasul.

3. Para syuhada mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati syahid dalam peperangan melawan orang kafir
b. Orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.
c. Orang beriman yang mati ditimpa musibah mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.

4.  Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.

Orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.

Sobat. Al-Baehaqi  meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah SAW  bahwa beliau bersabda, “ Barangsiapa berpegang  teguh  pada  sunnahku di kala rusaknya umatku, maka dia memperoleh pahala seratus orang mati syahid.”

Sobat. At-Tirmidzi  meriwayatkan pula dari Zaid ibn Thalhah, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya agama ini muncul sebagai sesuatu yang aneh, dan akan kembali lagi sebagai sesuatu yang aneh. Maka beruntunglah orang-orang yang aneh yang memperbaiki hal-hal yang dirusak oleh manusia sepeninggalku, dari Sunnahku.”

Sobat, Ketahuilah bahwa hamba Allah itu mempunyai tiga perkara yang merupakan jenis-jenis kebaikannya, yaitu :

1. Perbuatan hatinya, yakni membenarkan dan perbuatan ini tak bisa dilihat dan tak bisa didengar.
2. Perbuatan Lisan, yaitu perbuatan yang bisa didengar.
3. Perbuatan anggota-anggota tubuhnya, perbuatan ini bisa dilihat.

Apabila seorang hamba melakukan amal sholeh  dengan menggunakan tiga perkara tersebut, maka Allah menjadikan pendengarannya sesuatu yang  tak pernah didengar oleh satu telinga pun, dan bagi penglihatannya sesuatu yang tak pernah dilihat oleh satu mata pun, sedang untuk  amal hatinya  Allah menjadikan  sesuatu  yang  tak pernah terlintas pada seorang manusia pun. Maka hendaklah hamba Allah tekun dalam melakukan ketaatan-ketaatan, karena Allah takkan mengurangi sedikitpun pahala amal-amal yang baik, bahkan memberikan surga dan derajat-derajat. (Durratun Nasihin) 

Sobat. Dari ibnu Masúd ra bahwa dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu bertanya kepada Rasulullah, bagaimana pendapat tuan mengenai seorang lelaki yang mencintai suatu kaum, apakah akan dipertemukan dengan mereka?” Jawab Nabi Muhammad SAW:  al-marú maá  man ahabba “Orang itu bersama siapa saja yang dia cintai”

Maka barangsiapa mencintai Allah SWT, dia  akan mengingatnya banyak-banyak. Lalu buahnya ialah  bahwa Allah SWT mengingat dia dengan rahmat-Nya dan ampunan-Nya serta memasukkan diake dalam surga, bersama para Nabi-Nya dan para wali-Nya dan memuliakan dia dengan melihat keindahan-Nya. Dan Barangsiapa mencintai Nabi Muhammad SAW , maka dia bersholawat kepadanya banyak-banyak. Lalu buahnya ialah , akan memperoleh syafaátnya dan berteman dengannya dalam surga.

Kesimpulannya, bahwa taat kepada Allah SWT dan kepada Rasul-Nya, adalah jalan untuk berteman  dengan para Nabi, para wali, dan orang-orang sholeh.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Spiritual Motivator Nasional Quantum Spirit. Coach Pengusaha Hijrah. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :