Inilah Lima Alasan Om Joy Tidak Menyarankan Transkrip Pakai Aplikasi - Tinta Media

Sabtu, 18 Maret 2023

Inilah Lima Alasan Om Joy Tidak Menyarankan Transkrip Pakai Aplikasi

Tinta Media - Terkait transkrip video atau audio dengan menggunakan aplikasi, Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy) tidak menyarankan hal tersebut karena lima alasan.

"Bisa aja pakai aplikasi suara jadi teks. Hanya saja tidak saya sarankan, setidaknya karena lima alasan," tuturnya menanggapi pertanyaan dari salah satu penanya di akun facebook miliknya, Rabu (14/3/2023).

Pertama, Apabila proses transkrip dengan cara mendengarkan secara manual kemudian mencatatnya, maka ilmu yang kita dapatkan akan nempel. "Bila mendengarkan secara manual lalu mengetiknya insyaAllah ilmu yang dipaparkan narasumber lebih mudah menyerap dan terikat di dalam benak (sehingga lebih susah lupa dibanding dengan pakai aplikasi suara jadi teks)," tuturnya.

Kedua, dengan transkrip sendiri secara manual bisa dengan mudah memberikan tanda baca sesuai intonasi narasumber. "Lebih mudah memberi tanda baca sesuai dengan intonasi narasumber. Sedangkan aplikasi suara jadi teks (setahu saya) tanpa tanda baca. Maka, tanda baca yang diberikan bisa kurang presisi," terangnya.

Ketiga, transkrip menggunakan aplikasi kurang akurat. Karena jika narasumber pengucapannya tidak jelas maka hasil tulisan yang dihasilkan menjadi keliru. "InsyaAllah transkrip manual bisa lebih akurat ketimbang aplikasi suara jadi teks. Karena bila dalam satu kalimat ada satu kata yang kurang jelas pengucapannya maka biasanya akan keliru ketikannya kalau pakai aplikasi suara ke teks, tapi kalau ditranskrip manual nalar kita (umumnya) bisa menebak kata dimaksud," bebernya.

Keempat, menurut pengalamannya bahwa setelah selesai mentranskrip, selesai juga pemberian tanda baca, termasuk kata yang kurang jelas. "Begitu selesai transkrip (kalau pengalaman saya), selesai juga membubuhi tanda baca dan selesai juga mengambil keputusan terkait kata yang kurang jelas (apakah dihapus atau dicari yang paling masuk akal dalam kalimat," ujarnya.

"Pencariannya, biasanya dengan googling: terkait, kata yang kurang jelas, nama orang, istilah yang saya khawatir keliru penulisannya). Sedangkan kalau pakai aplikasi suara ke teks, itu semua masih mentah alias belum dibubuhi tanda baca dan sangat mungkin kita tidak menganggap keliru kata dari teks yang berasal dari suara narsum yang kurang jelas," tambahnya. 

Terakhir, ia menegaskan bahwa apabila aplikasi transkrip itu hasilnya akurat, boleh saja digunakan. Namun poin pertama itu tidak dapat tergantikan. 

"Andai saja sudah ada aplikasi suara ke teks yang sangat akurat mengubah suara ke teks, boleh-boleh saja menggunakannya karena masalah nomor dua sampai empat dapat teratasi. Tapi masalah nomor satu sangat mungkin tetap tidak dapat tergantikan," pungkasnya.[] Nur Salamah
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :