Guru Luthfi: Orang yang Tetap Kafir Dilaknat Allah, Malaikat, dan Manusia - Tinta Media

Minggu, 05 Maret 2023

Guru Luthfi: Orang yang Tetap Kafir Dilaknat Allah, Malaikat, dan Manusia

Tinta Media - Pengurus Majelis Baitul Qur’an, Tapin,  Guru H. Luthfi Hidayat menjelaskan tentang kondisi orang-orang yang mengingkari Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 161-162.

“Kondisi orang-orang yang mengingkari Allah Swt. hingga saat ajal menjemputnya adalah mereka tetap dalam keadaan kafir, yaitu orang-orang kafir, menutupi kebenaran, dan terus menerus bersikeras menutupi kebenaran itu dalam hidupnya. Keadaan demikian itu akan menjadikan orang-orang yang mengingkari Allah Swt. itu mendapat laknat Allah, malaikat, dan manusia secara keseluruhan,” ungkapnya dalam Kajian Jumat Bersama Al-Qur’an: Orang yang Tetap dalam Kekafiran Dilaknat Allah, Malaikat, dan Manusia Secara Keseluruhan, Jumat (24/2/2023), di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.

Bahkan, menurutnya, Al-Qur’an menggambarkan kondisi itu terus berlangsung hingga hari kiamat kelak. "Dan laknat itu terjadi di antara mereka. Orang-orang kafir itu sebagian mereka dengan sebagian yang lain saling melaknat,” tuturnya.

Firman Allah Swt.:

 إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَماتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (١٦١) خالِدِينَ فِيها لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذابُ وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ (١٦٢)

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapati laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya (QS. 2: 161). Mereka kekal di dalam laknat itu, tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh (QS. 2: 162).

Guru Luthfi menyebutkan penjelasan Imam Muhammad Ali Ash Shabuni dari kalimat   إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَماتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ.
“Artinya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan terus menerus dalam kekafiran hingga mereka menemui ajalnya, mereka akan senantiasa dalam kekafiran,” ujarnya.

Imam Al Qurthubi menjelaskan kalimat وَهُمْ كُفَّارٌ . Yakni mereka mati dalam keadaan kafir bahwa dalam perkataan Ibnu Arabi tidak diperbolehkan melaknat orang kafir tertentu karena tidak tahu bagaimana keadaannya nanti  ketika ia wafat, namun untuk melaknat seseorang pada ayat ini, Allah Swt. telah memberikan syarat, yaitu yang wafatnya dalam keadaan kafir. 

“Imam Al Qurthubi menambahkan maksud ayat dengan makna tadi adalah pada hari kiamat nanti semua orang akan melaknat orang kafir agar mereka merasakan sakit dan pedih dalam hati mereka. Mudah-mudahan laknat itu dapat menjadi hukuman bagi mereka pada saat itu sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat Al Ankabut ayat 25,” ungkapnya.

Ia menerangkan adanya perbedaan pendapat dalam melaknat orang tertentu yang melakukan kemaksiatan. Pendapat yang tidak membolehkan berdasarkan dalil hadis sahih. Dalam sebuah riwayat dari Nabi saw. Bahwasanya beliau sering mendatangi seorang peminum minuman keras, lalu suatu hari seorang sahabat yang ikut dengan beliau mengatakan semoga Allah melaknat perbuatan yang tidak terpuji. 
“Lalu Rasulullah saw. bersabda: Janganlah jadi penolong setan (untuk memusuhi saudaramu). Di sini Rasulullah saw. tetap menyebut orang tersebut sebagai saudara walaupun ia seorang peminum khamr,” katanya.

Pendapat yang membolehkan adalah menurut Ibnu Arabi. “Ini merupakan ijma’ para ulama sebagaimana sabda Rasulullah yang lain, diriwayatkan oleh Bukhari bahwa sesungguhnya Allah melaknat pencari sebutir telur (dari emas) lalu dipotong tangannya,” ucapnya.

Ia melanjutkan bahwa makna asal kata “laknat” sendiri adalah mengusir atau menjauhkan. “Oleh karena itu, laknat yang berasal dari hamba adalah pengusiran, sementara laknat dari Allah Swt. adalah hukuman atau dijauhkan dari rahmat Allah,” terangnya

Makna dari kalimat: أُولئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Mereka mendapat laknat Allah, para malaikat, dan penduduk bumi seluruhnya, sekalipun orang kafir. Sesungguhnya mereka itu pun pada hari kiamat satu sama lain akan saling melaknati,” ungkapnya.

Ia kembali menjelaskan makna dari ayat 162: 
خالِدِينَ فِيها لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذابُ وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ
Dalam ayat ini Allah menambahkan penekanan tauhid atas laknat tersebut.
“Artinya mereka akan kekal di dalam neraka. Sesungguhnya siksa mereka di neraka jahanam akan kekal dan tidak akan terputus. Sekali-kali siksa mereka todak akan diringankan sekejap mata pun. Naudzubillah tsumma naudzubillah,” pungkasnya. [] Ageng Kartika
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :