Tinta Media - Terkait tuduhan bahwa syariah dan khilafah adalah ancaman, Pengamat Politik Internasional Umar Syarifuddin menilai bahwa hal tersebut merupakan bagian dari penyesatan politik.
"Tuduhan bahwa syariah dan Khilafah adalah ancaman, sesungguhnya bagian dari penyesatan politik dan upaya memalingkan umat dari ancaman sebenarnya," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (07/02/2023).
Khilafah merupakan entitas politik, katanya, yang akan menerapkan syariah Islam secara kâffah. Artinya, melalui Khilafah inilah ideologi Islam akan eksis secara politis dan praktis. Dalam kacamata perang peradaban tentu keberadaan Khilafah semacam itu sangat tidak diinginkan oleh Barat di bawah pimpinan Amerika dan sekutunya.
Menurutnya Barat dan sekutunya tidak akan pernah membiarkan Islam bangkit dan memimpin dunia dengan sistem kekhilafahannya.
"Mereka akan menghadang setiap upaya yang dapat mengantarkan pada tegaknya syariah Islam dalam institusi Khilafah. Salah satu caranya adalah mengkriminalisasi syariah dan Khilafah dengan cara monsterizing (monsterisasi), labelling dan stigmatisasi," ujarnya.
Padahal secara faktual, terang Umar, ideologi Kapitalisme lah yang harus didudukkan sebagai ancaman. Faktanya, hasil penerapan ideologi ini telah terbukti menyengsarakan masyarakat dunia. Dana Moneter Internasional/IMF bahkan turut mengakui bahwa Kapitalisme telah gagal untuk mensejahterakan dunia. Menurut laporan Oxfam pada awal tahun lalu, krisis kesenjangan global mencapai titik ekstrim.
Terakhir, ia menyatakan bahwa ada 1 persen golongan orang kaya yang memiliki kekayaan setara dengan semua penduduk dunia. "Sebesar 1% orang kaya di dunia memiliki kekayaan yang setara dengan semua penduduk dunia ini jika digabungkan," pungkasnya.[] Nur Salamah