Tarif Air Naik, Buruknya Tata Kelola ala Kapitalistik - Tinta Media

Sabtu, 04 Februari 2023

Tarif Air Naik, Buruknya Tata Kelola ala Kapitalistik

Tinta Media - Kabar tentang kenaikan tarif PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) membuat sebagian besar masyarakat kaget. Bagaimana tidak? Kenaikan yang ditetapkan hingga berlipat-lipat kali. Di Bandung misalnya. Sontak masyarakat pun terkejut. Karena kenaikan yang tak wajar. Tarif dasar awal Rp 3.300 per meter kubik menjadi Rp 7.500 per meter kubik (bangbara.com, 6/12/2022). Ditambah lagi ada biaya air limbah dan admin.

Tak berbeda dengan wilayah Bandung. Surabaya pun mengalami hal serupa. PDAM menetapkan kenaikan tarif air bersih sebesar 22 persen (liputan6.com, 31/12/2022). Direktur Utama PDAM Kota Surabaya, Arief Wisnu Cahyono, mengungkapkan bahwa kenaikan tarif dasar air demi mewujudkan keadilan kepada para pelanggan. Termasuk masyarakat dengan penghasilan rendah berupa subsidi biaya dengan harapan agar lebih tepat sasaran.

Kenaikan tarif PDAM pun disinggung Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Presiden mewanti-wanti agar kenaikan tak terlalu significant (CNBCIndonesia.com, 17/1/2023). Karena kenaikan yang tinggi dapat timbulkan kenaikan inflasi di tiap daerah. Demikian paparnya dalam acara peresmian Pembukaan Rakornas Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia 2023 di SICC Sentul, Bogor, 17 Januari 2023 lalu.

Pandemi belum benar-benar tuntas. Namun, segala tekanan kian menggunung dan terus mencekik rakyat. Tingginya harga-harga kebutuhan hidup rakyat, mulai dari sembako, bahan bakar, pelayanan kesehatan, pendidikan, hingga pemukiman. Maka sangat wajar rakyat kian terhimpit dengan kenaikan tarif dasar PDAM. Mengingat air bersih adalah salah satu kebutuhan primer kebutuhan seluruh rakyat. Namun, sayang sistem ini tak berpihak pada rakyat. Pengelolaan dan pengadaan air bersih justru dijadikan ladang bisnis para oligarki kapitalis. Inilah tabiat alami para pemimpin dalam sistem kapitalisme yang sekuleristik. Gaya  kepemimpinan liberal yang mengutamakan keuntungan pribadi dan oligarki tanpa peduli pada nasib rakyat sendiri.

Konsep ini berkebalikan dengan paradigma Islam. Sistem Islam memprioritaskan seluruh kepentingan rakyat di atas segalanya. Pemimpin dalam sistem Islam sangat menjaga rakyatnya beserta seluruh kebutuhannya. Sebagai implikasi keimanan dan ketakwaan dalam bingkai negara Khilafah Islamiyyah.

Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Tak pantas untuk dikapitalisasi. Karena hal ini menimbulkan kezaliman bagi seluruh rakyat.

Rasulullah SAW. bersabda, bahwa

"Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api"

(HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Ketiga perkara tersebut merupakan kepemilikan umum yang wajib dikelola negara secara amanah. Agar dapat memenuhi seluruh kepentingan rakyat. Ketiganya tak boleh untuk dijadikan hak milik pribadi. Karena menyangkut pemenuhan hajat hidup orang banyak.

Islam-lah satu-satunya sistem yang sempurna dan menyeluruh dalam mengurus seluruh kebutuhan umatnya. Selayaknya, tak ada lagi keraguan dalam diri seorang muslim untuk menerima dan menerapkan seutuhnya, sistem Islam yang melahirkan kesejahteraan seluruh umat.

Wallahu a'lam bisshowwab.

Oleh: Yuke Octavianty

Forum Literasi Muslimah Bogor

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :