Tinta Media - Beragam bencana terus menyapa dunia. Gempa bumi, longsor, banjir, cuaca ekstrim dan yang lainnya. Belum lama, terjadi gempa besar yang mengguncang Turki dan Syuriah, pada Senin, 6 Februari 2023 lalu. Korban tewas mencapai lebih dari 41.132 orang (CNBC.com, 15/2/2023). Dan kemungkinan bisa berlipat-lipat dari angka tersebut. Masih banyak korban dalam pencarian. Karena terkendala banyaknya puing reruntuhan bangunan dan dinginnya cuaca, sehingga proses pencarian pun mengalami berbagai hambatan.
Tak hanya di Turki dan Suriah, gempa pun dialami Papua. Selama awal tahun 2023, Papua telah 1000 kali diguncang gempa (CNNIndonesia.com, 9/2/2023). Lebih dari 2000 orang mengungsi, 4 orang meninggal dunia, dan sedikitnya 55 bangunan rusak sebagai dampak dari gempa 5,4 SR yang mengguncang Papua 9/2/2023 lalu.
Namun, menyedihkan, para korban bencana tak mendapatkan bantuan sesegera mungkin. Seperti yang terjadi di Suriah, korban gempa kesulitan memperoleh bantuan gempa internasional. Karena negara Suriah tengah menghadapi sanksi berat dari Amerika Serikat dan Eropa (cnbcindonesia.com, 9/2/2023). Sementara pihak Suriah terus menyerukan penarikan sanksi karena membutuhkan bantuan dengan segera. Berbeda dengan Turki yang dengan mudah mengakses bantuan internasional. Sementara di Papua, korban bencana baru mendapatkan bantuan setelah beberapa hari pascagempa. Miris.
Korban gempa adalah kumpulan individu yang membutuhkan bantuan sesegera mungkin.
Masalah ini merupakan masalah urgent karena berurusan dengan hidup dan matinya seseorang. Namun sayang, dominasi ideologi kapitalisme dikuatkan dengan sekat-sekat negara (nation state) telah membuat kesulitan bagi seluruh kaum muslimin. Batas-batas "khayali" (imajiner) yang diciptakan barat telah membuat kaum muslimin terpecah belah. Akhirnya kaum muslimin bak buih di lautan. Jumlahnya banyak, namun tak memiliki kekuatan. Semua ini berdampak negatif pada kehidupan kaum muslimin. Saat kaum muslimin ditimpa musibah, dan membutuhkan bantuan dengan cepat, terkendala oleh kekuatan politik negara adidaya dunia. Dan hal ini menjadi penghalang. Inilah yang terjadi di Suriah.
Ideologi kapitalisme yang saat ini diterapkan dalam kehidupan dunia menjadikan negara setengah hati mengurus kepentingan umat. Seperti yang terjadi di Papua, rakyat yang terdampak gempa baru mendapat bantuan setelah beberapa hari pasca kejadian. Bahkan bantuan yang datang pun berasal dari lembaga-lembaga sosial bukan dari negara.
Disamping itu, para penguasa yang mengunjungi lokasi terdampak bencana, tampaknya hanya sebatas pencitraan semata.
Selayaknya negara menjadi perisai utama bagi seluruh rakyat. Menjadi pelindung terdepan saat terjadi bencana. Semua dilakukan demi melaksanakan perintah Allah SWT., yaitu menjaga rakyatnya dengan sebaik-baiknya. Seharusnya negara menjadikan rakyat sebagai amanah bukan beban. Hal ini hanya dapat terwujud dalam sistem Islam. Sistem yang melaksanakan setiap jengkal kehidupan berdasarkan syariat Islam. Aturan-aturan yang diterapkan dalam sistem Islam bersumber dari akidah Islam. Yang memprioritaskan segala kepentingan umat. Agar umat senantiasa terjaga setiap kepentingan, keamanan dan jiwanya. Tak ada satupun yang terzalimi dalam sistem Islam.
Rasulullah SAW. bersabda,
" Seorang imam adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya" (HR. Bukhori Muslim).
Dalam sistem Islam, negara adalah institusi khas yang dapat optimal mengupayakan seluruh kebutuhan seluruh umat. Termasuk dalam mengupayakan penanggulangan bencana. Negara pun senantiasa siaga dalam menangani setiap dampak bencana.
Segalanya disiapkan negara, mulai dari mitigasi bencana, anggaran khusus bencana, dan segala kebutuhan umat yang berkaitan dengan tanggap darurat bencana. Sebagai bentuk cerminan keimanan kaum muslimin, selayaknya kita yakin bahwa musibah adalah ketetapan Allah Azza wa Jalla. Akan tetapi, manusia memiliki kesempatan untuk berupaya menghindar atau berusaha meminimalisir segala dampak bencana. Seluruh usaha preventif dan kuratif bencana disiapkan oleh negara. Usaha preventif, seperti pemetaan wilayah layak huni atau tidak. Usaha kuratif, misalnya mengalokasikan bantuan bencana dengan cepat dan tepat sasaran. Demi mengurangi dampak terburuk yang mungkin akan terjadi.
Betapa sempurnanya penjagaan Islam terhadap seluruh umatnya. Selayaknya kaum muslimin tak memandang Islam sebelah mata. Kaum muslimin tak boleh meragukan sedikitpun pengaturan dan pemeliharaan umat ala sistem Islam yang meniscayakan penjagaan dan keamanan yang terbaik untuk seluruh umat dunia.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor