SIBUK MENYERANG AJARAN ISLAM KHILAFAH TAPI TAKLID BUTA PADA DEMOKRASI BARAT KAPITALIS, SITU SEHAT? - Tinta Media

Sabtu, 25 Februari 2023

SIBUK MENYERANG AJARAN ISLAM KHILAFAH TAPI TAKLID BUTA PADA DEMOKRASI BARAT KAPITALIS, SITU SEHAT?

"Konsekuensi yang tidak mungkin dihindarkan dari perjuangan mendirikan khilafah itu adalah peperangan dan itu jelas-jelas merusak atau mengancam nyawa banyak orang. Itu jelas bertentangan dengan syariat,"

[Najih Arromadloni, Rabu, 15/2]

Tinta Media - Orang yang mengaku Cendekiawan muslim bernama Najih Arromadloni menuding ajaran Islam Khilafah bertentangan dengan prinsip dan tujuan pokok agama atau maqashid syariah karena mengorbankan tujuan-tujuan syariat Islam. Dia mengatakan hal itu menanggapi rekomendasi dari pertemuan ulama dunia dalam acara perbincangan Fikih Peradaban yang digagas oleh Nahdlatul Ulama (NU) beberapa waktu lalu. 

Diantara alasan yang menjadi dalih tuduhan Khilafah bertentangan dengan maqashid syariah adalah karena perjuangan Khilafah dengan peperangan. Padahal, banyak perang yang dikobarkan Amerika dengan dalih menjaga demokrasi tidak pernah dipersoalkan.

Amerika, mengklaim sebagai Negara yang menjaga nilai-nilai demokrasi justru yang paling aktif merusak maqosid syariah.

Amerika dengan nilai-nilai sekulerisme dan liberalismenya telah merusak agama. Dengan dalih menjaga demokrasi, Amerika banyak menumpahkan darah dan membunuh nyawa manusia. Hedonisme barat membuat zina merajalela yang merusak keturunan dan nasab. Amerika dan barat telah merampok kekayaan dunia Islam dengan imperialismenya, dan membuat warga dunia menjadi 'gila' karena tekanan hidup, kemiskinan dan kelaparan.

Amerika-lah yang bertanggung jawab atas semua pertumpahan darah yang melanggar hukum di Afghanistan, Yaman, Libya, Irak, Suriah, dan negara-negara Muslim lainnya selama beberapa dekade terakhir ini. Amerika juga, yang telah terbukti menghancurkan Hirosyima dan Nagasaki dengan bom atomnya, yang membunuh setiap nyawa, menghilangkan harta dan merusak peradaban manusia.

Demokrasi eksport barat dan Amerika yang diterapkan di negeri ini juga tidak bisa memenuhi tujuan syariat, seperti melihara agama, melihara jiwa, memelihara keturunan, melihara harta dan memelihara akal.

Pada Pemilu 2019 lalu, ada 894 petugas yang tewas dan 5.175 petugas mengalami sakit. Itu semua tumbal demokrasi bukan tumbal Khilafah.

Tumbal Pemilu demokrasi, yang tidak pernah menghasilkan pemimpin layaknya Umar Bin Khatab, melainkan hanya menghasilkan pemimpin pembohong, pemimpin yang diduga berijazah palsu. Pemimpin yang menjual Indonesia dan gemar menumpuk utang.

Banyak Caleg gagal menjadi gila, banyak politisi korupsi demi mempertahankan kekuasaan, banyak politisi biasa berzina merusak nasab seperti pengakuan 'Wanita Emas', agama dipinggirkan bahkan yang terikat dengan agama dituduh politik identitas, semua itu adalah dampak dari diterapkannya demokrasi sekuler. Bukan karena dampak penerapan Khilafah atau karena perjuangan penegakkan Khilafah.

Metode menegakkan Khilafah adalah dengan dakwah, pemikiran dan politik, tanpa kekerasan. ISIS bukan Khilafah, dan apa yang dilakukan ISIS bukan perjuangan untuk menegakkan Khilafah, melainkan operasi barat dan Amerika untuk mencitraburukkan Khilafah.

Lalu, darimana dasarnya ada pemikiran nyeleneh menuduh perjuangan Khilafah yang tujuannya untuk menerapkan syariat, menegakkan hukum Allah SWT dituduh bertentangan dengan Maqhosid Syariah? Lalu kalau tidak dengan Khilafah, bagaimana merealisir Maqhosid Syariah? Dengan Fiqh Mazhab Al PBB iyyah? situ sehat?

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :