Ramai Remaja Hamil Diluar Nikah, UIY: Akibat Rapuhnya Pondasi Pendidikan - Tinta Media

Rabu, 01 Februari 2023

Ramai Remaja Hamil Diluar Nikah, UIY: Akibat Rapuhnya Pondasi Pendidikan

Tinta Media - Fenomena meningkatnya permohonan dispensasi nikah karena kehamilan tidak dikehendaki (KTD), ditanggapi Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) sebagai akibat rapuhnya pondasi pendidikan saat ini. 

“Satu persoalan yang lebih mendasar dari pada itu yaitu rapuhnya pondasi pendidikan yang ada ini hari,” tuturnya pada rubrik Fokus: Ramai Remaja Hamil Diluar Nikah, Ada Apa? Ahad (22/1/2023) di kanal YouTube UIY Official.

“Jika pendidikan itu semestinya bisa menanamkan integritas moral pada anak-anak kita, ternyata itu tidak kita jumpai,” tambahnya menegaskan.

Artinya, lanjut UIY bahwa ada soal yang sangat fundamental yang terjadi pada pendidikan saat ini. Di samping memang begitu kuatnya rangsang yang berseliweran di hadapan para remaja. “Di tengah kehidupan yang sekularistik, hedonistik, liberalistik, westernistik, kemudian ditambah dengan pemanfaatan gadget yang sudah begitu leluasa membuat seks dan seksualitas itu menjadi sesuatu yang sudah diakses oleh siapapun, termasuk para remaja bahkan anak-anak,” jelasnya.

UIY sapaan akrabnya, mencontohkan kasus anak SD umur 8 tahun memperkosa murid TK. “Kan itu sesuatu yang saya kira sudah lampu merah, ini bukan lampu kuning lagi,” ujarnya.

“Nah, mirisnya sampai ini hari tidak muncul pernyataan keberhasilan dari otoritas pendidikan negeri ini, termasuk juga dari pimpinan tertinggi negeri ini. Seperti seolah-olah tidak terjadi apa-apa,” tambahnya.

Serangan Besar

Di Indonesia, sekolah Islam ada, sekolah Islam terpadu, pesantren ada, tapi masih saja ada kasus hamil sebelum nikah. “Sudah ada saja masih begitu, apalagi jika gak ada,” ucap UIY.

“Kita mesti membaca seperti itu, bukan sebaliknya bahwa percuma orang Islam ternyata begitu juga,” lanjutnya.

Ia gambarkan, sudah dibentengi saja begitu, ibarat kata banjir, sudah dibikin tanggul, masih juga air meluap, bagaimana kalau tidak dikasih tanggul. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa serangannya sangat dahsyat. Kalau sudah ditanggul tetap banjir besar, berarti banjirnya sangat sangat besar. “Jadi godaannya sangat besar dan godaan ini saya kira memang semakin diperparah setelah era teknologi komunikasi informasi, gadget yang luar biasa,” tamsilnya.

Kehamilan Tidak Dikehendaki

Permohonan dispensasi nikah karena KTD (Kehamilan Tidak dikehendaki) atau unwanted pregnancy dinilai UIY sebagai masalah yang besar. “Seperti itu, soal besar karena ketika mereka mengalami apa yang disebut KTD (Kehamilan Tidak dikehendaki) atau unwanted pregnancy pasti akan menimbulkan efek yang panjang,”ungkapnya. 

Seperti yang disebut juga oleh KPPAI bahwa unwanted pregnancy itu akan memberikan tekanan secara psikologis kepada yang bersangkutan. Itu karena dia memang belum usianya menikah dan yang paling utama adalah kehamilan itu kehamilan yang tidak dikehendaki. “Kalau itu kehamilan dikehendaki mungkin agak sedikit berbeda masalahnya,” jelas UIY. 

Kehamilan yang tidak dikehendaki menurutnya bisa menimbulkan tekanan kepada yang bersangkutan, tekanan kepada keluarga, sampai akhirnya harus minta dispensasi untuk kawin. Kemudian tekanan kepada yang laki-lakinya karena harus bertanggung jawab atas kehamilan pasangannya. “Sementara dia sendiri mungkin usianya juga kurang lebih masih muda, dia harus bertanggung jawab terhadap orang lain, terhadap dirinya saja susah,” tuturnya.

Dari situ dinilainya timbul kompleksitas, ada komplikasi persoalan. Ia perkirakan hal ini pada jangka panjang akan merugikan pengembangan sumber daya manusia. “Karena itu sungguh aneh kalau ada orang yang mengatakan bahwa ini perkara biasa. Saya kira bertentangan dengan fakta yang dikemukakan oleh para ahli termasuk mereka-mereka yang punya perhatian terhadap dunia anak dan remaja gitu,” paparnya. 

“Nah, itu saya kira harus ada semacam overhaul pendidikan dan juga bagaimana pembinaan kita terhadap kalangan remaja,” lanjutnya.

Pengaruh Teknologi

Hari ini, teknologi semakin canggih, bukan hanya suara, tapi ada gambar, bisa akses internet, dan di internet semua sajian dari a sampai z ada. Itu menunjukkan bahwa tantangan atau godaannya sangat besar. Disampaikan UIY, orang sering mengumpamakan mengundang guru ngaji seminggu sekali tapi setan itu datang setiap waktu. Di hadapan semua bahkan di hadapan anak-anak. “Dari sini kita bisa melihat bahwa ada dua hal, yang pertama pertahanan mesti diperkuat,” jelas UIY.
Menurutnya pendidikan yang baik harus diperintensif dan diperluas. “Meskipun di saat yang sama justru sekarang sedang dilakukan usaha untuk menghalang-halangi pendidikan agama yang sungguh-sungguh atas nama memerangi radikalisme,” tuturnya.

Kemudian yang kedua menurutnya adalah harus ada upaya untuk membendung rangsang ini. Jika perlu mungkin bisa ada pembatasan internet, pembatasan konten. “Tidak seperti sekarang ini, bablas begitu saja,” ungkapnya.

Ia mengibaratkan teknologi itu seperti pisau bermata dua. Satu sisi memberikan banyak sekali manfaat tapi kalau tidak hati-hati juga memberikan mudharat yang juga tidak kalah besarnya. “Nah saya kira karena teknologi itu ada di tangan kita, teknologi harus dikendalikan. Jadi tidak boleh kita menerima teknologi begitu saja,” tuturnya. 

UIY mengingatkan bahwa masyarakat harus dengan cermat memilah dan memilih teknologi itu. Ia juga mengingatkan bahwa ini tugas beriringan antara orang tua, guru dan yang paling utama adalah negara. “Karena negara yang memiliki kewenangan dan otoritas serta kemampuan yang paling tinggi dari semua pihak,” paparnya mengingatkan.
 
Ia minta agar para pelajar harus ditumbuhkan kesadarannya bahwa apa yang mereka lakukan sangat berpengaruh terhadap masa depannya. “Pilihannya kan cuma dua, mau selamat atau mau celaka?” tanyanya.

Kalau mau selamat, harus hati-hati jalani kehidupan ini termasuk dalam menghadapi godaan-godaan yang memang sangat deras itu. Jadi harus ada semacam self defense. Menurutnya itu penting sekali, sebab jika itu tidak ada ibarat kata sekuat apapun benteng itu tetap aja akan tembus. “Karena yang nembus bukan musuh tetapi dia sendiri yang ngajak masuk musuh kan gitu. Karena itulah maka pendidikan yang baik itu sangat penting untuk diberikan kepada anak remaja,” tandasnya.[] Raras
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :