Tinta Media - Kalau kita berbicara soal pemuda apa yang
terbesit di pikiran kita? Pasti orang yang memiliki fisik yang kuat, mental yang
tangguh dan pemikiran yang cemerlang. Selain itu pemuda identik dengan
seseorang yang visioner dan idealis. Namun, Sekarang sangat amat berbeda,
seolah hari ini potret pemuda amat sangat suram. Banyak permasalahan di luar
sana yang melibatkan pemuda.
Seperti
beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan tawuran yang terjadi di Tangerang
pada (15/1/2023) dari kejadian itu
Polres Metro Jaya mengamankan 72 remaja yang melakukan tawuran. Tidak hanya
berhenti sampai di situ saja fenomena di dunia remaja, terjadi juga soeorang
remaja tewas tertabrak truk di exit tol hal itu dilakukkan semata hanya untuk
membuat konten agar viral. Yang lebih parah lagi seorang remaja di Makasar tega
membunuh anak 11 tahun karena tergiur situs jual beli organ yang menurutnya
mampu mendapatkan uang banyak secara cepat.
Dari
fenomena di atas, sangat membuat kita menggeleng-gelengkan kepala polah pemuda
saat sini semakin tidak karuan. Demi eksistensi
diri dan pundi-pundi materi, pemuda rela melakukkan apa saja bahkan sampai meregang nyawa. Semua ini
menunjukkan bahwa saat ini pemuda itu kian patah arah bahkan tidak memiliki tujuan hidup. Pola pikir mereka pun semakin hari
semakin dangkal, karena pemuda saat ini hanya sibuk memikirkan eksistensi dan
pundi-pundi materi. Mereka pun hanya memikirkan tujuan hidup jangka pendek bukan
memikirkan tujuan hidup jangka panjang.
Hal
itu terjadi karena saat ini di era kapitalisme pemuda dicekoki dengan
pemikiraan kapitalis yang dimana tujuan hidup mereka itu adalah mencari
pundi-pundi materi dan tolak ukur kebahagiaan atau kesuksesan ketika mereka berhasil memilki kedudukan yang
tinggi di tengah masyarakat dan
pundi-pundi materi yang banyak. Sehingga para pemuda saat ini lebih fokus dan
memikirkan bagaimana cara mendapatkan materi
yang banyak daripada memikirkan kehidupan setelah hidup. Jadi tak heran
jika pemuda saat ini rela mendapatkannya dengan menggunakan cara apapun bahkan
cara yang di larang oleh Allah. Hal ini dikarenakan pemuda juga hidup di
atmosfir sekulerisme dimana para pemuda dijauhkan dari Syariat islam .
Saat
ini pemuda dijauhkan dari agamanya sendiri (islam) hal itu mengakibatkan
terjadinya dekadensi moral ditengah-tengah pemuda yang semakin memperihatinkan.
Hal ini lah Impact dari sistem pendidikan sekulerisme yang menjadi pondasi
pendidikan saat ini,bahkan parahnya lagi sedikit demi sedikit pendidikan agama
seolah di singkirkan. Padahal seharusnya di negeri yang mayoritas muslim harus
menstadarkan pendidikan pada sistem islam. Pada sistem islam yang menjadi landasan berfikir adalah aqidah
islam. Pendidikan dalam sistem islam
tidak berorientasi pada berapa banyak lulusan yang terserap lapangan kerja
tetapi dimaknai sebagai sebuah peroses manusia menuju kesempurnaan sebagai
seorang hamba Allah. Dari sistem pendidikan islam mampu membangun generasi yang berkepribadiaan islam, tidak hanya
fasih dala Ilmu-ilmu kehidupan seperti, sains, matematika, teknologi tetapi juga
mampu mencetak generasi pemuda yang kokoh keimanannya dan mendalam pemikiran islamnya. Dampak dari
sistem pendidikan Islam yang sedemikian rupa akan mencetak generasi pemuda yang bertakwa dan beberapa ilmuwan yang
cerdas yang lahir dari sistem pendidikan Islam seperti Mariam Asturlabi, Ibnu Sina, Fatimah al-Fihri dan beberapa ilmuwan Islam lainnya yang merupakan seorang
polymath.
Sistem pendidikan islam tidak bisa dilepaskan dari penerapan sistem pemerintahan yang dilandasan dengan aqidah islam. Karena itu dalam islam penguasa harus bertanggung jawab penuh atas penyelenggaran pendidikan warganya. Sebabnya pendidikan adalah salah satu diantara banyaknya perkara yang diurus oleh negara hal itu sesuai dengan sabdanya Rasulullah. “Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya atas urusan rakyatnnya (HR:Al-Bukhari dan Muslim). Maka dari itu perlu diterapkannya islam secara kaffah dalam skala negara .
Oleh: Razzaqurnia Dewi
Mahasiswa