Peran Kartu Prakerja dalam Meningkatkan Kesejahteraan - Tinta Media

Minggu, 19 Februari 2023

Peran Kartu Prakerja dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Tinta Media - Sejak awal berkuasa, pemerintahan Presiden Jokowi banyak mengeluarkan program kesejahteraan dalam bentuk berbagai kartu. Mulai dari Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), kartu PKH (Program Keluarga Harapan), Kartu Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), juga Kartu Prakerja yang diperuntukkan bagi masyarakat pengangguran atau pencari kerja. Diluncurkannya berbagai kartu tersebut digadang-gadang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Baru-baru ini pemerintah mengklaim bahwa salah satu program pemerintah, yaitu Kartu Prakerja telah mencapai keberhasilan, bahkan keberhasilannya mencuri perhatian dunia. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Temu Raya Alumni Program Kartu Prakerja bersama Presiden Joko Widodo, yang dilaksanakan Hybrid di Sentul International Convention Centre, Bogor, Jumat 17 Juni 2022 yang lalu (merdeka.com, 17/06/2022).

Sayangnya, Berdasarkan fakta, bisa dikatakan keberhasilan kartu Prakerja ini adalah klaim sepihak dari pemerintah. Kenyataannya, pengangguran masih tinggi dan malah terus mengalami peningkatan. Otomatis, grafik angka kemiskinan di Indonesia pun ikut meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka pengangguran Indonesia 8,42 juta orang pada periode Agustus 2022, naik dari sebelumnya 8,40 juta orang pada Februari 2022 (cnbcIndonesia.com, 07/11/2023).

Namun, alih-alih menyadari hal ini, program kartu Prakerja malah diperkenalkan lagi kepada dunia untuk ketiga kalinya pada sidang PBB dalam Forum ke-61 Commission for Social Development yang digelar di New York, Amerika Serikat, pada Jumat (10/2/2023). Direktur Pemantauan dan Evaluasi Kartu Prakerja Cahyo Prihadi mengatakan, "Hal ini berdampak positif pada perbaikan kondisi kesejahteraan individu dan keluarga. Sebanyak 51 persen dari peserta pelatihan Kartu Prakerja adalah perempuan dan tiga persen lainnya merupakan penyandang disabilitas," ujarnya (09/2/2023). Satu lagi kesalah kaprahan pemerintah dalam memandang keberhasilan program kartu Prakerja. Menyasar perempuan sebagai menerima program sedangkan masih banyak laki-laki pengangguran tidak akan menyelesaikan masalah apapun, justru hanya akan menimbulkan masalah baru.

Di sisi lain, potret kelam persoalan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini juga diwarnai dengan persoalan human traficking (perdagangan orang). Dimana biasanya para korban adalah orang-orang yang terjebak oleh iming-iming pekerjaan yang bagus di luar negeri. Bukankah hal ini jelas menggambarkan kegagalan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dan memberantas kemiskinan. Berharap perbaikan hidup, apalagi berharap kesejahteraan pada sistem kapitalisme adalah sebuah kesia-sian. Selama sebuah negara menerapkan sistem demokrasi kapitalis, niscaya negara tersebut tidak akan pernah keluar dari berbagai masalah meski program atau kartu apapun yang diluncurkan.  

Ketimbang serius mengatasi berbagai problem yang dihadapi rakyat, pemeritah lebih senang membuat pernyataan atau klaim bahwa negara dalam keadaan baik-baik saja. Bahwa ekonomi sedang meroket padahal kenyataannya kemiskinanlah yang meroket. Angka pengangguranlah yang kian hari kian meningkat diikuti dengan naiknya berbagai kebutuhan yang semakin membuat rakyat menderita. Jika demikian, wajarlah jika masyarakat berfikir sejatinya, berbagai program yang dibuat oleh pemerintah hanyalah formalitas. Lebih parah lagi, program-program tersebut menjadi lahan bagi para koruptor untuk merampok uang rakyat. 

Cara Islam Mengatasi Pengangguran

Islam, memiliki cara tersendiri dalam mengatasi masalah pengangguran. Masalah pengangguran dipandang sebagai sebuah masalah yang sangat krusial dalam islam sebab bekerja adalah salah satu perintah Allah SWT yang diwajibkan pada laki-laki baligh. Ekonomi islam memang tidak hanya bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi juga menjalankan perintah Allah SWT. Tidak hanya dalam masalah lapangan kerja saja, tapi seluruh pengelolan negara dan pengayoman rakyat ditujukan semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT.

Islam telah memperingatkan agar umatnya jangan sampai ada yang menganggur agar tidak terjerumus ke jurang kemiskinan. Sebab kemiskinan dapat membawa manusia berbuat apa saja termasuk kemaksiatan atau kriminalitas. Sebuah negara yang menerapkan sistem islam akan membuat kebijakan atau mekanisme yang memungkinkan semua orang laki-laki memiliki pekerjaan.

Mekanisme yang dilakukan oleh pemimpin di negara Islam (khalifah) dalam mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan secara garis besar dilakukan dengan dua cara yaitu meningkatkan kesadaran individu dan membuat kebijakan sosial ekonomi yang mendukung. Secara individu, negara secara langsung memberikan pemahaman kepada setiap orang, terutama melalui sistem pendidikan, tentang wajibnya bekerja dan kedudukan orang-orang yang bekerja di hadapan Allah SWT. Selain itu, negara memberikan keterampilan dan modal bagi mereka yang membutuhkan. Dengan kesadaran individu, seseorang akan bekerja dengan giat dan merasa malu serta merasa berdosa jika tidak bekerja. Pekerjaan yang ia jalani bukan sekedar untuk mendapat materi duniawi, tapi juga bentuk pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT.

Beberapa nash yang menyatakan wajibnya bekerja diantaranya, hadist Rasulullah saw. Yang berbunyi, “Cukuplah seorang Muslim berdosa jika tidak mencurahkan kekuatan menafkahi tanggungannya,” (HR Muslim). Bahkan Rasulullah pernah mencium tangan Saad bin Muadz ra. tatkala beliau melihat bekas kerja pada tangannya, seraya bersabda, “Ini adalah dua tangan yang dicintai Allah Taala dan tidak akan disentuh api neraka.”

Kemudian, selain kesadaran individu, negara membuat kebijakan sosial ekonomi sedemikian rupa untuk meniadakan pengangguran. Usaha yang dilakukan negara diantaranya adalah meningkatkan dan mendatangkan investasi yang halal untuk dikembangkan di berbagai sektor, baik di sektor pertanian, kehutanan, kelautan, dan tambang. Selain itu, volume perdagangan juga terus ditingkatkan. Pemerintah akan memberikan lahan atau modal bagi para petani yang membutuhkan. Jika ada tanah yang telah ditelantarkan selama tiga tahun oleh pemiliknya, maka akan diambil alih oleh pemerintah dan diserahkan kepada petani yang kekurangan lahan. Hal seperti ini telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Pada masa Daulah Islam di Madinah.

Demikianlah sistem islam mampu mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun Ini semua hanya akan terwujud jika sistem Islam diterapkan secara utuh dan menyeluruh oleh sebuah negara. Lebih dari itu, sistem islam adalah sistem yang diridhai oleh Allah sehingga pastilah akan mendatangkan keberkahan bagi seluruh umat manusia. Wallahu a’lam bishawab.

Oleh: Dinda Kusuma W T
Sahabat Tinta Media 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :