Pengasuh Kajian Mutu: Allah Muliakan Manusia dengan Ilmu dan Amal - Tinta Media

Kamis, 09 Februari 2023

Pengasuh Kajian Mutu: Allah Muliakan Manusia dengan Ilmu dan Amal

Tinta Media - Pengasuh Kajian Mutiara Ummat (Mutu) sekaligus Penulis, L. Nur Salamah, S.Pd. menuturkan bahwa Allah memuliakan Bani Adam atau manusia dengan ilmu dan amal.

"Segala puji hanya bagi Allah yang telah memuliakan bani Adam yakni manusia dengan ilmu dan amal," tuturnya pada saat Pengajian Umum kajian Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta'alum bab mukadimah atau pendahuluan, Sabtu (4/2/2023) di Batam.

Diantara makhluk ciptaan Allah di alam semesta, imbuhnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia jika dibandingkan makhluk yang lain, termasuk malaikat. Namun ada syaratnya, yakni karena dua perkara yaitu dengan ilmu dan amal. Manusia akan mulia jika berilmu lalu beramal dengan ilmu tersebut. Bukan salah satunya. Kemuliaan seseorang juga tidak diukur dengan banyaknya materi seperti harta, jabatan, popularitas, strata sosial, titel dan bentuk fisik yang lain atau sesuatu yang bersifat jazadiah semata.

"Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pemimpin bangsa Arab dan ajami' (non Arab), beserta para keluarganya, sahabat-sahabatnya, yang merupakan sumber ilmu dan hikmah," tambahnya. 

"Ketika saya (Imam Az-Zarnuji) melihat betapa banyaknya dari penuntut ilmu pada zaman kita, bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, tidak dapat mengambil manfaat darinya, tidak mendapatkan buahnya ilmu, yaitu mengamalkan dan menyebarkannya. Hal itu disebabkan karena mereka (para penuntut ilmu) keliru dalam menempuh jalan atau metode untuk mencari ilmu dan meninggalkan syarat-syaratnya, dan siapa yang salah jalan maka akan tersesat dan tidak akan meraih tujuan, kecuali hanya sedikit saja," jelasnya dalam mukadimah tersebut. 

"Maka saya (Imam Az-Zarnuji) ingin menjelaskan kepada mereka cara menuntut ilmu seperti yang saya pahami dari buku-buku dan yang saya dengar dari guru-guru saya yang memiliki ilmu dan hikmah. Dengan semua itu saya mengharapkan doa dari siapa saja yang menyukainya, para mukhlisin, supaya mendapatkan kemenangan dan keselamatan pada hari kiamat. Dan ini saya lakukan setelah istikharah (memohon petunjuk dari Allah). Maka ini saya (Imam Az-Zarnuji) memberikan judul pada buku ini dengan nama Kitab Ta'lim Al-Muta'alim Thoriqotu Ta'alum, dan saya bagi menjadi beberapa pasal.

Adapun beberapa pasal dalam kitab ini diantaranya: 
1. Pasal: Hakikat ilmu fikih dan keutamaannya
2. Pasal: Niat dalam mencari ilmu 
3. Pasal: Cara memilih ilmu, guru, teman dan ketekunan
4. Pasal: Mengagungkan ilmu dan ahlinya (guru/ulama)
5. Pasal: Bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, beristikamah dan cita-cita yang luhur
6. Pasal: Bagaimana memulai perjalanan menuntut ilmu, kadarnya dan susunannya.
7. Pasal: Tawakal. 
8. Pasal: Waktu untuk menuntut ilmu (belajar)
9. Pasal: Saling mengasihi dan menasihati 
10. Pasal: Mengambil manfaat ilmu, mengutip dan mempelajari adab
11. Pasal: Bersikap wara' ketika menuntut ilmu 
12. Pasal : Hal-hal yang dapat menguatkan hapalan dan hal-hal yang dapat melemahkan
13. Pasal: Hal-hal yang dapat mempermudah datangnya rezeki, hal-hal yang mencegahnya dan hal-hal yang dapat menambah memanjangkan umur dan hal-hal yang dapat menguranginya. 

Sebagai tambahan dalam mukadimah, Bunda sapaan akrabnya, juga menjelaskan sedikit pembahasan tentang sikap wara'. Banyak faktor yang menyebabkan ilmu tidak melekat atau hapalan sering lupa pada diri seorang penuntut ilmu salah satunya lalai dalam masalah memilih makanan. Sebagai contoh gemar memakan makanan cepat saji seperti ayam goreng, nugget, dan sosis. Secara bahan memang halal, namun kita harus benar-benar wara' atau berhati-hati apakah makanan tersebut diolah dengan cara syar'i misalnya dalam penyembelihan. Benarkah mengucapkan kalimat Allah atau tidak saat menyembelihnya, atau yang menyembelihnya seorang Muslim atau tidak. Hal-hal seperti ini wajib kita perhatikan, dan masih banyak hal lainnya yang wajib kita kroscek ulang agar ilmu benar-benar melekat dan berkah pada diri kita serta keluarga kita. 

"Sebagai penutup di paragraf terakhir, dan tidak ada taufik bagiku (Imam Az-Zarnuji) melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah saya bertawakal dan hanya kepada-Nya saya kembali," pungkasnya sebagai penutup mukadimah. [] Reni Adelina/Nai
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :