Masalah Itu Akan Selalu Ada Selama Kau Masih Bernafas - Tinta Media

Selasa, 28 Februari 2023

Masalah Itu Akan Selalu Ada Selama Kau Masih Bernafas

Tinta Media - Sobat. Masalahmu tak lebih besar dari sebutir pasir di samudera, bahkan lebih kecil dari biji atom jika dibandingkan dengan alam semesta yang Mahabesar ini. Tersenyumlah dan Katakan: “Wahai masalahku, engkau terlalu lemah untuk membuatku berduka dan menjauhkan aku bersyukur dari rahmat dan kasih sayang Allah.”

Sobat. Sekali lagi bahwa masalah itu akan selalu ada selama engkau masih bernafas. Masalah itu mendewasakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak. Janganlah kau lari dari masalah, karena dia akan terus mengejar, membuntuti, dan menghantuimu. Bukan seberapa besar masalah bagimu, tapi seberapa kekuatanmu bertahan dan bersabar menghadapinya. 

Sobat. Mengapa dirimu ditimpakan kesedihan? Karena Allah ingin membahagiakanmu. Mengapa dirimu ditimpakan musibah? Karena Allah ingin dirimu dekat dengan-Nya. Mengapa dirimu ditimpakan Ujian? Karena Allah Ingin menguatkanmu!

Sobat. Bagaimana mungkin kalian mencari kebahagiaan? Sedangkan hati kita jauh dari Allah. Kebahagiaan itu terletak di hati, bukan pada pujian atau perhiasan diri. Hati yang bahagia hati yang di dalamnya terdapat tatapan rahmat Ilahi. Bahagia sesungguhnya adalah jika urusan dunia tak sedikit pun menjadikan dirimu berpaling dari Allah.

Sobat. Kebahagiaan itu terletak pada hati yang rendah, bukan rendah diri, tapi hati yang rendah dari semua makhluk di muka bumi ini. Hatinya dekat dengan bumi, karena dia lebih memilih banyak bersujud daripada banyak berprasangka. Pertanda hati yang bersih lebih banyak diam, daripada berbicara tanpa makna.

Sobat. Orang yang berburuk sangka kepada Allah berarti telah memberikan anggapan yang bertolak belakang dengan kesempurnaan Allah yang suci serta mempunyai anggapan yang menggugurkan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Oleh karena itu, Allah mengancam orang-orang yang berburuk sangka kepada-Nya dengan suatu ancaman yang hanya ditujukan kepada mereka.

Allah SWT berfirman :

وَذَٰلِكُمۡ ظَنُّكُمُ ٱلَّذِي ظَنَنتُم بِرَبِّكُمۡ أَرۡدَىٰكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ 

“Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Fushshilat (41) : 23 )

Sobat. Dugaan orang-orang kafir bahwa Allah tidak mengetahui dan tidak melihat perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukannya adalah persangkaan yang tidak baik. Persangkaan yang demikian akan menimbulkan keberanian untuk melakukan perbuatan-perbuatan terlarang, sehingga berakibat kerugian pada diri sendiri. 

Akibat persangkaan yang demikian itu, mereka akan mendapat kerugian dan kehinaan di dunia dan azab pedih di akhirat nanti.

Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa sangkaan yang baik ialah meyakini bahwa Allah mengetahui segala perbuatan hamba-Nya sejak dari yang halus sampai kepada yang besar, sejak dari yang nampak sampai kepada yang tersembunyi, dan Allah mengetahui segala isi hatinya.

Jika seseorang telah memercayai yang demikian, maka ia selalu meneliti segala yang akan diperbuatnya, mana yang diridai Allah 
dan mana yang tidak diridai-Nya. Ia akan menghentikan serta menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak diridai Allah, karena ia telah yakin bahwa Allah melihat dan mengetahui semua perbuatannya itu.

Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Abu Dawud., dan Ibnu Majah dari Jabir bin 'Abdullah, Rasulullah saw bersabda, "Kamu jangan sekali-kali mati kecuali berbaik sangka kepada Allah. (Riwayat Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Para ulama berpendapat bahwa sangkaan itu ada dua macam: pertama, sangkaan yang baik, yaitu menyangka bahwa Allah mempunyai rahmat, keutamaan, dan kebaikan yang akan dilimpahkan-Nya kepada manusia, sebagaimana tersebut dalam hadis Qudsi:
Allah berfirman, "Aku menuruti sangkaan hamba-Ku kepada-Ku."(Riwayat Muslim dari Anas)

Kedua, sangkaan yang jelek, yaitu menyangka bahwa Allah tidak mengetahui segala perbuatan hamba-hamba-Nya. 
Menurut Qatadah, sangkaan itu ada dua macam, yaitu: pertama, sangkaan yang menyelamatkan seperti yang diterangkan firman Allah:

إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ   

Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan terhadap diriku. (al-haqqah/69: 20)

Dan firman Allah:
ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ  
(Yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (al-Baqarah/2: 46)

Sobat. Orang-orang yang khusyuk benar-benar yakin bahwa mereka pasti akan kembali kepada Allah dan menemui-Nya pada hari akhirat nanti, di mana semua amalan manusia akan diteliti, dan setiap orang akan menerima balasan atas semua perbuatan yang telah dilakukannya selama di dunia. Berdasarkan keyakinan semacam itu, dia akan selalu taat kepada peraturan-peraturan Allah serta khusyuk dalam menjalankan ibadah dan amal kebajikan.

Kedua, sangkaan yang merusak, seperti yang diterangkan firman Allah ini.

Umar bin Khaththab berkata tentang ayat ini, "Mereka adalah orang-orang yang terus-menerus berbuat maksiat, tidak bertobat dari perbuatan itu, dan mereka berdebat tentang ampunan Tuhan, sehingga mereka meninggalkan dunia tidak membawa apa-apa." Kemudian Umar membaca ayat ini.

Al-hasan al-Bashri berkata, "Sesungguhnya satu kaum yang diperdaya oleh angan-angannya yang kosong sehingga mereka meninggal dunia, dan tiadalah mereka mempunyai suatu kebaikan pun. Salah seorang dari mereka berkata, 'Sesungguhnya aku berbaik sangka terhadap Tuhanku. Sesungguhnya ia telah berdusta. Jika baik sangkaannya, tentu baik pula amalnya." 

Kemudian Al-hasan al-Bashri membaca ayat ini.

Sobat. Jika jalan terasa sempit, jika urusan terasa pelik, jika rezeki terasa kian mampet, jika problematika hidup kian menghimpit. Bukan keluh kesah solusinya, bukan frustasi jalan keluarnya. Bukan pula menutup diri atau menuding orang lain penyebab petakanya. 

Sobat. Jika masalahmu terasa sulit, maka : Perbanyaklah membaca istighfar memohon ampunan atas dosa dan kesalahanmu. Karena Istighfar adalah pembuka simpul kesulitan dan penghapus dosa. Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa senantiasa beristighfar, maka Allah memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesempitan, kegembiraan dari setiap kesusahan dan memberinya rezki dari jalan yang tidak dia sangka-sangka.”

Jika Masalahmu terasa sulit, maka mulailah memperbaiki dan meningkatkan ibadahmu. Sirami kegerangan hati dengan air wudhu, fanakan dirimu dalam kekhusyukan sholat bersujud kepada-Nya. Jadikan bacaan Al-Qurán penghibur dan curahan hatimu.

Jika Masalahmu terasa sulit, maka hayati setiap ucapan dzikir dalam bisik yang menyentuh kalbu, menangislah jika tangisan itu membuatmu nyaman dan lapang. Yakini dirimu begitu lemah. Tapi kau akan begitu kuat manakala kau serahkan segalanya kepada Tuhanmu Yang Mahakuasa, Biarkan Dia memelukmu.

Jika Masalahmu terasa sulit, maka tengadahkan tanganmu, tundukkan kepalamu dalam khusyuk, tawadhu, serta penuh harap. Berdoalah penuh kepasrahan dan pengharapan. Serahkan dan pasrahkan semua kepada-Nya dan Tersenyumlah !!!

Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Coach Pengusaha Hijrah dan Spiritual Motivator Nasional Quantum Spirit. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :