Maraknya Geng Motor, Pemuda Memilih Jadi Badboy daripada Goodboy - Tinta Media

Sabtu, 18 Februari 2023

Maraknya Geng Motor, Pemuda Memilih Jadi Badboy daripada Goodboy

Tinta Media - Maraknya berbagai kenakalan remaja semakin meresahkan orang tua, bahkan seluruh lapisan masyarakat. Salah satu kejadian yang viral yaitu terkait geng motor. Di setiap daerah, kita bisa dengan mudah menemukan geng motor yang beranggotakan para pemuda. Kalau dulu mungkin masyarakat hanya terganggu dengan suara knalpot yang telah dimodifikasi, tetapi semakin ke sini banyak geng motor yang mengancam nyawa masyarakat.  

Di Kota Cimahi, sekelompok geng motor melakukan aksi pembacokan kepada seorang pemuda pada 05 Februari 2023 yang mengakibatkan korban tewas setelah dibawa ke rumah sakit. Menurut saksi, aksi tersebut dilakukan saat dini hari dan anggota geng motor tersebut membawa berbagai senjata, seperti celurit, tongkat baseball dll. (kompas.com, 05/02/2023)

Tak jauh beda yang terjadi di Bogor pada 11 Februari 2023, segerombolan pemuda tak dikenal melakukan pembacokan kepada seseorang yang saat itu sedang nongkrong bersama teman-temannya. (sindonews.com, 11/02/2023)

Miris sekali melihat kondisi pemuda saat ini. Mereka yang nantinya akan menjadi penerus bangsa, tetapi perilakunya tidak mencerminkan pemuda yang pantas menjadi generasi masa depan. 

Banyak hal yang menjadi penyebab perilaku ini bisa terjadi. Salah satunya yaitu tontonan (tayangan televisi atau melalui media sosial). Bisa kita lihat, banyak tontonan atau sinetron yang berisi tentang geng motor, tawuran antar geng, yang sebagian isi dari sinetron itu adalah perilaku menyimpang dari kebaikan.

Walaupun banyak perilaku yang menyimpang, tetapi ketika mengikuti geng motor akan terframing menjadi sosok yang keren, sehingga banyak sekali pemuda yang berbondong-bondong mengikuti. Pemuda sekarang lebih ingin dipandang keren, eksis mengikuti zaman lewat berbagai cara. Ibaratnya, mereka lebih memilih menjadi badboy tetapi eksis dibandingkan menjadi goodboy yang terkesan culun dan tak mengikuti zaman.

Selain pengaruh tayangan, sistem pendidikan saat ini tidak memiliki arah yang jelas, sering berganti-ganti kurikulum tetapi tidak ada hasil yang nyata. Pemuda semakin bebas, adab tidak ada, dan jauh dari kepribadian seorang yang terdidik. Selain itu, orang tua yang menjadi garda terdepan pendidikam anak terfokus pada urusan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Beginilah apabila sistem kapitalisme tetap diterapkan. Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan. Seseorang diberikan ruang kebebasan sehingga agama hanya sebatas ibadah ritual semata.

Berbeda apabila sistem Islam diterapkan, segala sesuatu didasarkan akan syariat. Sejak kecil, anak-anak akan ditanamkan pengetahuan Islam yang menguatkan akidah mereka, sehingga nantinya bisa membedakan mana yang hak dan batil sesuai dengan aturan syariat. Perilakunya akan sesuai koridor syara. Selain itu, negara akan memfilter tayangan yang akan masuk ke masyarakat. Hanya tayangan yang tidak melanggar syariat yang akan ditampilkan.

Selain itu, negara akan menjamin kebutuhan pokok seluruh masyarakat dan memastikan masyarakat sejahtera, sehingga orang tua bisa menjalankan peran mendidik tanpa dibingungkan akan persoalan ekonomi. Negara juga akan memberikan sanksi yang membuat jera bagi pelaku kejahatan, sehingga kasus seperti geng motor ini insyaallah tidak akan kejadian.

Wallahu a’lam bishawab.

Oleh: Unix Yulia
Komunitas Menulis Setajam Pena

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :