Tinta Media - Lagi, lagi, dan lagi tidak ada habis-habisnya kita menyaksikan informasi marak dan makin bengisnya pasukan geng motor baik berita itu dari televisi, majalah, koran, bahkan media sosial.
Sebagaimana yang telah di beritakan, di Bogor, Pemuda berinisial LA (21) mengalami luka bacokan usai diserang sekelompok orang tidak dikenal di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor. Kapolsek Cibinong Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan peristiwa penyerangan itu terjadi sekira pukul 02.00 dini hari tadi. Ketika itu, korban diketahui sedang nongkrong bersama teman-temannya.
"Ada rombongan anak muda sekira 20 orang melintas mengunakan motor," ujar Adhimas dalam keterangannya, Sabtu (11/2/2023).
Sungguh miris sekali melihat kondisi pemuda hari ini yang ikut andil dalam geng motor bahkan bentuk tindak kriminal lainnya. Seharusnya tugas pemuda itu membawa perubahan ke arah kebaikan, bukan menjadi biang masalah yang merisaukan masyarakat. Ini adalah bukti bahwa semakin hari kondisi pemuda semakin rusak bahkan parah. Oleh sebab itu siapakah yang disalahkan dalam hal ini?
Maka perlu kita soroti dan perhatikan adalah tentang didikan sejak dini. Perbuatan atau kelakuan orang dewasa biasa terbawa-bawa dari awal sikap dininya. Jika anak terbiasa tidak dididik sesuai didikan Islam, walhasil bakal amburadul. Sebab terbukti bahwa didikan Islamlah yang dapat memperindah akhlak setiap anak jikalau menggunakan aturan Islam dengan cara sebaik-baiknya.
Peran orang tua sangatlah berpengaruh bagi perkembangan anak sampai ia tumbuh dewasa. Selain peran orang tua, lingkungan yang menjaganya dari keburukan juga sangat dibutuhkan. Terlebih lagi peranan negara sebagai simpul kekuatan yang besar untuk menerapkan aturan-aturan Islam. Negara hendaknya memberikan sokongan bagi rakyatnya untuk terus berbuat baik dan menjauhi kemudharatan.
Maraknya geng motor adalah bukti kalau negara yang berasaskan sekuler-liberal seperti hari ini telah gagal mencetak pemuda yang berjiwa pelindung tapi malah berjiwa pemusnah. Peradaban sekuler-liberal telah membentuk pemuda jadi mudah baper, malas-malasan, mudah jatuh ke jurang maksiat, dan menjadikan mereka pelaku kejahatan. Sungguh miris.
Jika membaca atau memperhatikan buku-buku sejarah tentang pemuda pada masa Daulah Islam masih tegak, rasanya bagaikan merindu rembulan di tengah siang, jauh sekali perbedaannya. Itulah bedanya pemuda peradaban Islam dengan peradaban sekuler-liberal.
Pemuda pada peradaban sekuler adalah "pemuda latah" yang rela ikut semua trend supaya viral tanpa melihat apakah itu halal ataukah haram. Sibuk melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat bagi dunia, lebih-lebih untuk kehidupan akhirat. Padahal semua perbuatan yang dilakukan selama di dunia akanlah dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah Sang Khaliq wal Mudabbir.
Berawal dari pendidikan sekuler, hingga tatanan sosial maupun ekonomi yang semakin sekuler mau tidak mau pada akhirnya membenttuk pola pikir dan pola tingkah yang semakin jauh dari Islam dalam diri pemuda. Maka tak heran kondisi pemuda hari ini benar-benar rusak.
Untuk menjadi pemuda yang baik itu tidaklah sulit. Allah SWT sudah memberikan petunjuk melalui risalah yang Rasulullah SAW bawa.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ …وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ
Ada tujuh golongan yang Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:…pemuda yang tumbuh dalam ibadah pada Allah (HR al-Bukhari).
Masya Allah, apa lagi yang diragukan dalam Islam? Aturannya sangat jelas dan sempurna. Selain itu juga praktis untuk diterapkan pada setiap masa. Maka jelaslah peradaban Islam lebih cemerlang daripada peradaban sekuler saat ini.
Maraknya geng motor di kalangan anak muda disebabkan tidak adanya pengaturan Islam yang mengatur kehidupan. Pemuda pada peradaban sekuler benar-benar rusak dan butuh rehabilitasi, salah satunya dengan Islam Rahmatallialamin.
Walllahu A'lam Bisshowwab.
Oleh : Marsya Hafidzah Z.
Pelajar