Mahalnya Pendidikan, Sistem Makin Serampangan - Tinta Media

Minggu, 05 Februari 2023

Mahalnya Pendidikan, Sistem Makin Serampangan

Tinta Media - Berbagai kritikan datang, tatkala biaya pendidikan kian selalu naik dari tahun ke tahun. Tak sedikit korbannya. Banyak yang putus sekolah, putus kuliah karena mahalnya biaya yang harus digelontorkan demi menyenyam pendidikan. Bahkan ada juga yang mengakhiri hidupnya karena begitu sulit mendapatkan keringanan biaya kuliah.

Salah satu kisah tragis yang diunggah di tweeter Ganta Semendawai @rgantas, kisah tentang Riska (bbcindonesia.com, 14/1/2023). Kisahnya yang viral mengguncang dunia pendidikan. Hingga menyedot perhatian publik. Riska yang berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta, sangat keberatan dengan UKT, Uang Kuliah Tunggal yang mencapai Rp 3 juta. Saat itu Riska hanya memiliki uang sebesar Rp.130 ribu. Uang yang ada dialokasikan untuk ongkos dan biaya hidup seminggu di Yogyakarta. Riska yang notabene orang Purbalingga, tentu harus bertahan hidup di daerah orang. Dan ini bukan hal mudah. Masalah UKT ini menjadi masalah sebagian besar mahasiswa di UNY. Angka tagihan UKT, merupakan hasil dari gagalnya Riska mengunggah berkas-berkas yang dapat meringankan biaya kuliah. Seperti Surat Keterangan Tidak Mampu, dan Surat Pengantar dari wilayah asal.

Beberapa semester lalu, Riska dapat melanjutkan pendidikannya karena ada keringanan biaya kuliah sebesar Rp 600 rb. Pengajuan keringanan biaya pendidikan pun tak mendapat perhatian yang significant. Walhasil, dia tak mampu melengkapi berkas karena sedang mengidap sakit hipertensi kronis. Ancaman putus kuliah pun semakin membebani hidupnya. Hingga pembuluh darahnya pecah dan stroke. Akhirnya Riska meninggal pada Maret 2022 silam. Tragis. 

Riska, korban komersialisasi pendidikan.
Smeentara di UGM (Universitas Gadjah Mada), Aliansi Mahasiswa UGM ramai-ramai menyuarakan kritikan terhadap penolakan uang pangkal karena khawatir memberatkan mahasiswa, khususnya jalur mandiri. Penolakan ini ramai ditrendingkan dalam tagar UniveristasGagalMerakyat pada 28 Januari 2023 lalu (tempo.co, 29/1/2023). UGM yang diplesetkan sebagai Universitas Gagal Merakyat mendapat perhatian para netizen.

Uang pangkal sebetulnya merupakan uang awal masuk perguruan tinggi. Dan besarnya bervariasi tergantung pada pekerjaan orang tua, jenis program studi hingga keadaan ekonomi keluarga mahasiswa. Besaran yang dipatok berkisar belasan hingga puluhan juta rupiah. Uang pangkal ini dikatakan sebagai biaya untuk meningkatkan fasilitas serta kualitas akademik dan non akademik bagi mahasiswa selama perkuliahan.

Namun, faktanya, banyak penyelewengan dana hingga korupsi di lingkungan kampus. Miris. Dana yang seharusnya diperuntukkan untuk pendidikan justru malah digunakan untuk kepentingan beberapa pihak yang curang.

Begitu buruknya gambaran pendidikan dalam negeri. Melahirkan generasi yang depresi. Karena beragam himpitan yang semakin menyulitkan proses belajar. Segala kebijakan yang ditetapkan semakin memberatkan.

Dalam sistem kapitalisme, layanan pendidikan dijadikan ladang bisnis bagi rakyat. Pendidikan jadi objek kapitalisasi. Sistem kapitalisme menjadikan negara hanya sebatas regulator atau pembuat undang-undang bagi siapa pun yang ingin mendapatkan keuntungan. Tanpa memperhatikan segala akibat yang terjadi pada masyarakat. Tata kelola keuangan ala kapitalisme mengakibatkan kemiskinan yang sistemik. Budaya korupsi telah menjadi tradisi. Adanya konsep liberalisasi ekonomi meniscayakan adanya dominasi dalam pengelolaan sumberdaya alam oleh pihak korporasi atau swasta. Dampaknya, APBN, atau pemasukan negara pun menjadi minim hingga berpengaruh pada anggaran pendidikan yang terbatas. Alhasil seluruh biaya hidup, termasuk biaya pendidikan kian mahal. Dan memberatkan. Wajar saja, kemiskinan pun kian mencekik rakyat.

Sistem cacat ini pun akhirnya gagal memberikan pelayanan pendidikan yang layak bagi rakyatnya. Inilah yang terjadi saat ini. Saat institusi pendidikan ingin meningkatkan pelayanan dan kualitas pendidikan, biayanya pun dibebankan kepada para pelajar atau mahasiswa. Tak heran, sistem ini pun akhirnya hanya melahirkan generasi yang individualis dan materialistis. Menjadi budak korporasi yang tak memiliki kehormatan dan harga diri. Yang hanya mencari materi. Tak peduli pada masalah yang terjadi pada tubuh umat. Memprihatinkan. Sistem destruktif ini kian merusak dan serampangan dalam mengurusi masa depan generasi.

Berkebalikan dengan paradigma yang dibangun dalam sistem Islam. Sistem Islam memandang bahwa generasi adalah aset peradaban. Hingga wajib dididik dengan sebaik-baiknya melalui pendidikan yang berkualitas dan terjangkau. Dalam sistem Islam, negara berkewajiban memberikan semua pelayanan terhadap kebutuhan-kebutuhan umat. Termasuk pendidikan. Semua harus terpenuhi bagi setiap individu. Segala kebutuhan sarana dan prasarana lembaga pendidikan ditanggung negara. Tak membebankan biaya pendidikan pada rakyat. 

Akhirnya, generasi yang terbentuk pun generasi cerdas dengan pemikiran akidah Islam yang gemilang. Karena kurikulum utama dalam pendidikan Islam mengutamakan akidah Islam sebagai pengaturan kehidupan.

Sumber pendapatan negara bersistemkan Islam sangat melimpah. Karena mengampu pada aturan syariat Islam yang amanah. Sehingga sangat wajar saat pendidikan berkualitas mudah diberikan oleh negara bagi seluruh rakyat tanpa memandang status ekonomi. Karena setiap rakyat berhak atas seluruh pelayanan dari negara.

Para pemimpin negara dan pembuat kebijakan pun menyandarkan segala keputusannya pada syariat Islam. Sehingga terbentuklah karakter amanah, jujur penuh iman dan takwa. Serta melakukan segala kepemimpinannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan hanya pada Allah SWT.

Rasulullah SAW. bersabda
" Imam (Khalifah) adalah penggembala atau penanggungjawab dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu" (HR. Muslim).

Lantas, masih adakah keraguan atas segala pengaturan berpondasikan syariat Islam? Selayaknya kita yakin bahwa segala aturan yang Allah SWT. tetapkan adalah aturan terbaik untuk seluruh makhlukNya.
Wallahu a'lam bisshowwab.

Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :