Kekeringan Melanda Dunia, MMC: Bukti di Tangan Peradaban Sekuler Bumi Menderita - Tinta Media

Selasa, 21 Februari 2023

Kekeringan Melanda Dunia, MMC: Bukti di Tangan Peradaban Sekuler Bumi Menderita

Tinta Media - "Fakta kekeringan yang melanda dunia ini merupakan bukti bahwa di tangan peradaban barat sekuler kapitalis, bumi menderita kerusakan lingkungan yang parah," ungkap Narator Muslimah Media Center (MMC) dalam Serba-serbi MMC: Ancaman Krisis Air, Pembangunan ala Kapitalis Menyebabkan Perubahan Iklim, di kanal YouTube Muslimah Media Center, Senin (20/2/2023)
 
Ada banyak hal yang mengakibatkan terjadinya krisis air bersih dan kekeringan di dunia. Maraknya industrialisasi yang tidak disertai dengan pengolahan limbah yang tepat mengakibatkan sungai-sungai tercemar, banyaknya pembangunan gedung, perkantoran, sarana komersial, bahkan rumah pemukiman tidak ramah lingkungan membuat air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah.  “Minimnya pengolahan air limbah domestik makin meningkatkan pencemaran air.  Demikian pula punahnya hutan dan deforestasi telah menghilangkan potensi cadangan air dari hutan," imbuhnya.
 
Kekeringan sebagai dampak dari  perubahan iklim, lanjutnya, akan memperburuk kondisi kesehatan masyarakat, berdampak secara ekonomi, dan menurunkan kualitas pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.
 
“Sementara pada saat kondisi ini terjadi tidak ada kebijakan yang menyelesaikan dan menyentuh akar persoalan. Negara seharusnya membuat program mengatasi problem kekeringan yang diakibatkan kondisi fisiologis wilayah, juga semestinya mandiri dari beragam-program untuk mengatasi dampak perubahan iklim," paparnya.
 
Namun menurutnya, negara tidak akan mampu melakukan hal tersebut selama negara masih berpijak pada sistem kapitalisme sekuler.  Pasalnya darurat kekeringan dan krisis air bersih yang melanda dunia ini sejatinya tidak bisa dilepaskan dari laju deforestasi yang sangat cepat, sementara sistem ekonomi kapitalisme telah melegalkan pembangunan jor-joran meski harus melakukan pembukaan lahan yang luas.
 
“Kondisi ini diperparah dengan konsep liberalisasi sumber daya alam yang telah menjadikan sumber daya air legal dikelola oleh pihak swasta. Alhasil terjadilah eksploitasi mata air oleh pebisnis air minum kemasan. Tidak heran puluhan juta jiwa tetap tidak mendapat akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik. Kondisi ini semakin parah dan semakin meluas setiap musim kemarau datang," sesalnya.
 
Khilafah Islam
 
Menurut Narator, kekeringan yang berujung pada krisis air bersih sejatinya hanya dapat terselesaikan dengan mengembalikan bumi dan segala isinya ke dalam sistem kehidupan yang berasal  dari pencipta bumi yakni Allah Swt. yaitu sistem Khilafah Islam.
 
“Dalam mengatasi persoalan ini Khilafah akan menjalankan beberapa hal. Pertama,  hutan secara umum memiliki fungsi ekologis dan hidrologis  yang dibutuhkan jutaan orang di Indonesia bahkan dunia. Demikian pun sumber-sumber mata air yang berpengaruh luas terhadap kehidupan masyarakat.  Karena itu pada hutan dan sumber-sumber mata air, sungai, danau, dan lautan secara umum melekat karakter harta milik umum sebagaimana ditegaskan Rasulullah Saw. "Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput/hutan, air dan api" (HR Abu Daud dan Ahmad),” bebernya.
 
Status hutan dan sumber-sumber mata air, danau, sungai dan laut jelasnya, sebagai harta milik umum menjadikannya tidak dibenarkan dimiliki oleh individu, akan tetapi tiap individu publik memiliki hak yang sama dalam pemanfaatannya.
 
“Kedua, negara wajib hadir secara benar. Negara tidak berwenang memberikan hak konsesi atau pemanfaatan secara istimewa terhadap hutan, sumber-sumber mata air, sungai, danau, dan laut. Negara Wajib hadir sebagai pihak yang diamanahi Allah Swt. yang bertanggung jawab langsung dan sepenuhnya terhadap pengelolaan harta milik umum. Hal ini sebagaimana penegasan Rasulullah bahwa imam adalah ibarat penggembala.  Hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya atau rakyatnya,” ungkapnya.
 
Ketiga sebutnya, negara berkewajiban mendirikan industri air bersih perpipaan sedemikian rupa sehingga terpenuhi kebutuhan air bersih setiap individu masyarakat kapanpun dan di manapun berada.  Dan status kepemilikannya adalah harta milik umum dan atau milik negara yang dikelola pemerintah untuk kemaslahatan Islam dan kaum muslimin.
 
“Keempat, Islam mengajarkan bahwa pemanfaatan alam oleh manusia tidak boleh sampai merusaknya. Umat harus menjaga kelestariannya.  Negara dalam Islam akan mendorong penelitian untuk menemukan solusi dari perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanfaatan alam,” terangnya.
 
Negara yang mengadopsi Islam sambungnya,  akan mengerahkan segala kemampuan berupa uang, alat, dan ilmuwan, untuk menemukan teknologi ramah lingkungan yang dapat menyelamatkan umat manusia. Seluruh biaya berasal dari Baitulmal yang memiliki pemasukan dari banyak pintu seperti zakat, jizyah, fa'i, kharaj, ghonimah, pemanfaatan sumber daya alam dan lain-lain.
 
"Inilah beberapa mekanisme yang akan dijalankan oleh Khilafah dan akan menjauhkan rakyat dari fenomena krisis air," pungkasnya.[] Sri Wahyuni
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :