Tinta Media - Meresapi Surat Al-Baqarah ayat 157, Pengasuh Majelis Baitul Qur’an, Tapin, Guru H. Luthfi Hidayat menyatakan bahwa Allah memberi balasan bagi seorang mukmin yang bersabar saat tertimpa musibah dengan mengucapkan kalimat istirja, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
“Betapa banyak ganjaran yang Allah berikan saat seseorang mendapat musibah, kemudian ia bersabar dan mengucapkan kalimat istirja, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun,” tuturnya dalam Kajian Jumat Bersama Al-Qur’an: Berbagai Balasan Kebaikan bagi yang Mengucapkan Kalimat Istirja, Jumat (3/2/2023) di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.
Ia mengungkapkan mukmin tersebut akan mendapatkan banyak ganjaran berupa shalawat, rahmat, dan keberuntungan. Selain itu memperoleh pujian dan kasih sayang dari Allah.
“Mendapat permohonan ampunan dosa dari malaikat, keamanan dari azab, penambahan derajat dari Allah di dunia dan di akhirat, diringankan dari musibah itu, dihilangkan kesulitan dan dipenuhinya berbagai hajat atau keperluan. Dan mereka selalu mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT,” ungkapnya.
Firman Allah SWT:
Ø£ُولَئِÙƒَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ صَÙ„َÙˆَاتٌ Ù…ِÙ†ْ رَبِÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَرَØْÙ…َØ©ٌ ÙˆَØ£ُولَئِÙƒَ Ù‡ُÙ…ْ اْلمُÙ‡ْتَدُونَ(١٥٧)
“Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb-Nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,” (TQS. Al-Baqarah [2]: 157).
Guru Luthfi mengatakan penjelasan dari Imam Ibnu Katsir tentang kondisi orang yang bersabar dan mengucapkan kalimat istirja. Allah SWT memberitahukan mengenai apa yang diberikan kepada mereka (yakni yang bersabar dan mengucapkan “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, dengan Firman-Nya:
Ø£ُولَئِÙƒَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ صَÙ„َÙˆَاتٌ Ù…ِÙ†ْ رَبِÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَرَØْÙ…َØ©
mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb-Nya.
“Artinya pujian dan kasih sayang dari Allah Ta’ala atas mereka. Imam Ibnu Katsir menekankan, ini merupakan dua balasan. Sementara menurut Sa’id bin Jubair, artinya keselamatan atau keamanan dari azab,” katanya.
Sementara Imam Ali Ash Shabuni dalam Tafsirnya Shafwatu Tafasir menjelaskan dari kalimat “shalawat” ini, yakni makna asal dari kata salat atau shalawat ini adalah berdoa. Dari Allah bermakna rahmat dan daru malaikat bermakna meminta ampunan.
Ia pun menuturkan penjelasan dari Imam Al Qurthubi dalam Tafsirnya Al Jaami’ li Ahkamil Qur’an. Ini adalah limpahan nikmat dari Allah SWT kepada orang yang bersabar dan selalu mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun setiap ia mengalami musibah. Kalimat shalawatun mir rabbihim dalam ayat yang mulia ini merupakan shalawat Allah atas hamba-Nya.
“Adalah magfirah atau ampunan-Nya, rahmat atau kasih sayang-Nya, barakah atau tambahan kebaikan-Nya, dan derajat yang diberikan kepadanya di dunia dan di akhirat,” tuturnya.
Sementara pendapat lain dari Az- Zujaj yang mengatakan makna kalimat shalawat dari Allah adalah pemberian ampunan, pujian, dan kebaikan dari Allah SWT.
“Makna inilah yang diambil ketika salat atas mayit, shalawat merupakan pujian dan doa untuk mereka yang telah meninggal,” ujarnya.
Ia menambahkan pendapat lain yang bermakna rahmat itu sebagai penghilang kesulitan dan memberikan yang dibutuhkan.
Guru Luthfi menyebutkan dalam kitab sahih Al Bukhari bahwa Umar radiallahu anhu mengatakan dua ayat dari Surat Al-Baqarah ayat 156-157 adalah sebaik-baik dua nilai dan sebaik-baik derajat. Dan pendapat lain tentang ayat ini (Surat Al-Baqarah ayat 157) merupakan pemberian ganjaran dan pelepasan pahala.
“Dan ada juga pendapat lain, yakni meringankan musibah dan meredamkan kesedihan,” ucapnya.
Ia mengakhiri penjelasan dari ayat yang mulia ini, yaitu: ÙˆَØ£ُولَئِÙƒَ Ù‡ُÙ…ْ اْلمُÙ‡ْتَدُونَ
Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Bahwa Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra mengatakan alangkah nikmatnya dua balasan itu, dan betapa menyenangkan (anugerah) tambahan itu. [] Ageng Kartika