Tinta Media - Menanggapi pernyataan Elon Musk yang bicara Khilafah dalam KTT Pemerintahan Dunia: Membentuk Pemerintah-Pemerintah Masa Depan, pada tanggal 13-14 Februari 2023 di Dubai, Uni Emirat Arab, Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana menilai pernyataan Elon Musk itu penting untuk dipahami agar tidak misleading.
"Pernyataan Elon Musk penting untuk dipahami sesuai dengan konteksnya, sehingga kita tidak misleading (keliru) untuk memahami pernyataan Musk tentang Khilafah," tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (25/2/2023).
Menurutnya, terkait dengan pernyataan Musk tentang khilafah, umumnya menunjukkan dua hal.
Pertama, menunjukkan kekaguman honesty (yang jujur) dari mereka bahwa Islam adalah peradaban mulia yang memberikan banyak kontribusi dalam sejarah peradaban manusia, utamanya dalam ilmu pengetahuan dan dasar-dasar pengembangan teknologi modern.
Kedua, lanjut Budi, kekhawatiran peradaban Islam kembali bangkit, seperti masa lalu, dan akan mengungguli dan mengalahkan peradaban Barat yang saat ini sedang eksi
Ketika Elon Musk percaya khilafah, sementara justru banyak di kalangan umat Islam yang menolak khilafah, menurut Budi, mempercayai eksistensi khilafah adalah masalah literasi.
"Jutaan literatur tersebar yang menunjukkan keberadaan khilafah yang menjadi mercusuar dunia selama berabad-abad," tandasnya.
Demikian juga, sambungnya, peninggalan sejarah sangat kasat mata tersebar di mana-mana.
"Umat Islam yang tidak mempercayai eksistensi khilafah, bisa jadi kurang literasi. Umat Islam yang menolak dan bahkan mengkriminalisasi selain karena kurang literasi, bisa jadi juga karena memang menyerah pada realitas, bahwa peradaban kapitalisme Barat yang sekarang sedang eksis seolah keniscayaan yang tidak terelakkan. Seolah tidak ada ruang bagi kembalinya peradaban Islam," terangnya.
Atau, Budi melanjutkan, mereka sudah menikmati sebagai bagian dari peradaban Kapitalisme Barat ini, sehingga merasa terancam, bila peradaban Kapitalisme ini digantikan dengan peradaban Islam.
Bangun Kesadaran Politik
Budi juga mengungkapkan
Umat Islam harus membangun kembali kesadaran politiknya.
"Bahwa mereka memiliki aturan mulia yang mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam bernegara. Itulah Khilafah. Dan khilafah adalah puncak dari kesempurnaan pelaksanaan syariat Islam, dan terbukti telah melahirkan peradaban mulia selama berabad-abad," tandasnya.
Umat Islam juga mesti menyadari bahwa Barat membangun peradabannya dari pemisahan agama dari kehidupan, sekularisme.
"Menganggap bahwa urusan politik kenegaraan tidak boleh dihubungkan dengan urusan agama, spiritualisme. Sehingga Barat akan berusaha menghalangi kembalinya Khilafah karena akan memusnahkan peradaban kapitalisme Barat," pungkasnya.
[]'Aziimatul Azka