Tinta Media - Jembatan penghubung Dayeuhkolot dan Baleendah retak pada salah satu bagiannya. Jembatan tersebut belum juga mendapat perbaikan. Di area yang mengalami keretakan telah dipasang bailey atau jembatan sementara pada tahun 2022 silam. Namun, kondisinya semakin menghawatirkan, karena jembatan semetara hanya bisa dilewati maksimal dengan berat 5 ton, sehingga kendaraan berat dialihkan ke jembatan sebelahnya.
Jembatan adalah fasilitas umum untuk kepentingan masyarakat. Seharusnya pemerintah cepat tanggap demi keselamatan rakyat. Akan tetapi, fasilitas umum masyarakat yang satu ini ternyata kurang diperhatikan dan tidak menjadi prioritas utama dalam pembangunan. Penguasa justru lebih memprioritaskan pembangunan jalan tol yang sejatinya untuk kepentingan para pemilik modal besar/pengusaha. Ini karena tidak banyak masyarakat menengah ke bawah yang menggunakan fasilitas jalan tol, itu pun dengan tarif yang mahal.
Hal ini disebabkan karena sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini menyerahkan seluruh urusan rakyat kepada swasta, terutama asing.
Kepedulian penguasa hanya sebatas retorika saja. Pembangunan ala kapitalis bukan untuk kemaslahatan rakyat, tetapi untuk kepentingan para pengusaha besar. Pembangunan infrastruktur yang dimodali dengan utang luar negri (Investa asing) dari para pengusaha besar, menjadikan para pemilik modal bisa mengendalikan kebijakan penguasa.
Inilah alat bagi negara besar untuk menjajah negeri yang subur dan kaya SDA inu. Jadi, pembangunan jembatan akan kurang terperhatikan karena tidak menguntungkan bagi para pemilik modal. Karena pembangunan infrastruktur ala kafitalisme berdasarkan pada kepentingan pengusaha besar, bukan untuk kemaslahatan umat.
Untuk itu, jalan keluar dari permasalahan ini hanya dengan mengganti sistem, dari sistem kapitalis yang bathil ke sistem Islam yang berasal dari Sang Pencipta manusia dan alam semesta, Allah Swt. dengan menerapkan aturan Islam secara kaffah oleh negara, yaitu khilafah.
Negara dalam sistem Islam menjadikan penguasa sebagai penanggung jawab, pelayan, pengurus dan penjaga umat. Untuk itu penguasa akan cepat tanggap dalam perbaikan infrastruktur, seperti jembatan, sekolah, dan fasilitas umum lainnya untuk kepentingan publik, demi keselamatan dan kepentingan rakyat.
Pembangunannya akan merata di segala bidang. Khilafah akan mampu membangun infrastruktur yang bermafaat bagi rakyat tanpa campur tangan asing melalui investasi. Sistem ekonomi Islam akan kuat dengan SDA yang melimpah, yang dikelola oleh negara berupa kepemilikan umum, ditambah dengan pemasukan lain dari zakat, fa'i, kharaz. Semua itu untuk kemaslahatan umat.
Hal ini berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang berbasis ribawi dan pasar saham yang berdampak buruk bagi kemaslahatan umat. Karena itu, penerapan sistem ekonomi Islam berdasarkan syari'at Islam akan membawa kesejahteraan dan keberkahan bagi manusia dan alam semesta.
Wallahu alam bishawab.
Oleh: Elah Hayani
Sahabat Tinta Media