Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menilai tak ada respon nyata dari penguasa negeri-negeri Islam ketika terjadi aksi pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan oleh Rasmus Paludan.
"Dari sekian banyak bentuk respon negeri muslim terhadap aksi pembakaran Alquran, berupa aksi protes, penundaan kunjungan diplomatik, dan sebagainya sejatinya menunjukkan tak ada satupun negara yang memberikan protes nyata atas insiden penghinaan agama ini. Bahkan Turki sekalipun yang dianggap sebagai panutan kaum muslimin di negeri ini," tutur narator dalam serba-serbi MMC: Pembakaran Al-Qur'an Terjadi Lagi, Sudahkah Pembelaan Nyata Dilakukan? Kamis, (26/1/2023) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
Menurut narator, penghinaan terhadap Islam kitab suci Al-Qur'an, Rasulullah SAW, ajaran Islam, ulama dan umat Islam masih terus berulang beberapa tahun belakangan ini, seolah tidak ada yang bisa menghentikan meski 30% penduduk dunia adalah umat Islam. Hal ini menunjukkan lemahnya kekuatan umat Islam hari ini, kebencian terhadap Islam yang begitu nyata tidak bisa dibendung bahkan oleh pemimpin negeri-negeri muslim.
"Peristiwa pembakaran AlQuran merupakan bagian dari Islamphobia yang dilakukan musuh Islam yang memiliki kebencian yang mengakar dan di atas prinsip HAM dan kebebasan dari ideologi kapitalisme barat, mereka semakin berani mengekspresikannya," lanjut narator
Terjadinya pembakaran Alquran ini, sambung narator, juga menunjukkan hilangnya penjaga kehormatan, kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Orang-orang kafir leluasa menghina islam tanpa ada sanksi hukum yang membuat jera dan mencegah orang lain melakukan tindakan serupa. Penjaga kehormatan dan kemuliaan Islam yang dimaksud adalah khilafah, yakni negara Islam.
"Sejarah membuktikan bahwa sejak peradaban Islam tegak di Madinah dan Rasulullah SAW diangkat menjadi pemimpin daulah Islam hingga masa kekhilafahan dan berakhir di tahun 1924, upaya melecehkan Islam selalu digagalkan. Sebagaimana pertunjukan teater yang direncanakan Perancis dan Inggris untuk menghinakan Rasulullah, digagalkan oleh Khalifah Abdul Hamid 2, mengancam akan mengobarkan jihad jika pertunjukan itu terjadi hingga mereka pun gentar dan membatalkan pentas seni tersebut," jelas narator.
Alquran adalah kitab suci umat Islam yang dijaga kemurniannya langsung oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNya dalam QS Al-Hijr: 9, "sesungguhnya kamilah yang menurunkan Alquran dan sungguh kami benar-benar menjadi pemeliharanya."
Artinya segala upaya yang dilakukan manusia untuk merusak pemurnian Alquran pasti akan digagalkan oleh Allah, jelas narator panjang, Imam nawawi dalam at-Tibyan menuliskan, para salafus shalih memberikan keteladanan berinteraksi dengan Alquran yang ditandai dengan besarnya perhatian dalam mempelajari, mentadaburi, mengamalkan, mendakwahkan dan membela Alquran dari segala bentuk penyimpangan.
"Oleh karena itu penjagaan Alquran terwujud dengan banyaknya umat Islam yang mempelajari, menghafalkan hingga membela dari segala bentuk penyimpangan, termasuk jika musuh Islam menghinakan Alquran dengan melenyapkannya atau mengubah isinya, maka umat Islam harus membelanya. Sebab dalam perintah Alquran harus ditindak dengan sanksi tegas sesuai syariat islam," papar narator.
Apabila pelakunya adalah dari kalangan kafir Harbi maka tindakan tegas yang harus dilakukan adalah diperangi atau dibunuh, jelas narator, kecuali dia masuk Islam sebagaimana Imam al-Qurthubi saat menafsirkan surah al-baqarah; 193 menjelaskan bahwa, Allah memerintahkan memerangi mereka, para penghina Islam. Namun hal tersebut tidak mungkin direalisasikan oleh individu-individu Muslim meskipun mereka semua penghafal Alquran, dan yang bisa menerapkan hukuman tersebut hanyalah penguasa.
"Penguasa di tengah-tengah kaum muslimin yang akan mengobarkan dan memimpin jihad fisabilillah maka selama kaum muslimin tak memiliki Amirul jihad dan khalifah yang akan penistaan terhadap Alquran akan terus berulang dan kenyataannya hari ini kaum muslimin belum memiliki khalifah yang ada hanyalah pemimpin-pemimpin yang tunduk pada arahan barat," papar narator.[] Khaeriyah Nasruddin