Tinta Media - Krisis pangan global yang menyebabkan 800,5 juta orang mengalami kelaparan disebut Aktivis Muslimah Peduli Generasi R Raraswati sebagai akibat dari distribusi buruk.
“Krisis pangan sesungguhnya bukan karena kekurangan stok bahan makanan, tapi karena buruknya distribusi,” ujarnya di Tabloid Media Umat edisi 326, 16-29 Desember 2022.
Buruknya distribusi, katanya, menjadikan bahan pangan tertumpuk di wilayah tertentu. "Persediaannya hanya ada pada negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika, alih-alih didistibusikan ke negara-negara berkembang," katanya.
Ia pun menjelaskan bahwa dalam sistem kapitalis, krisis pangan hanya ditangani dengan ketahanan pangan serta kedaulatan pangan saja. “Ketahanan pangan maksudnya ditahan saja, pangan yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, jika kekurangan bisa impor. Ini perspektif kapitalis, yaitu aktif-negatif.” tuturnya.
“Tentu berbeda dengan perspektif Islam,” tambahnya.
Dalam pandangan Islam, lanjutnya, kedaulatan pangan bersifat sustainable, karena paradigma politik negara sebagai pelayan rakyat. "Maka yang diutamakan adalah ketersediaan pangan untuk rakyat secara berkelanjutan dengan beberapa konsep," pungkasnya.[] Beryl