Tinta Media - Ketiadaan khilafah selama 102 tahun, sejak diruntuhkan oleh Mustafa Kemal Pasha at-Tartuk pada 28 Rajab 1342 Hijriah, mengakibatkan krisis di dunia Islam tidak ada solusinya.
“Silakan jujur menilai, berbagai krisis di dunia Islam tidak ada solusinya, penjajahan Israel dan genoside mereka terhadap warga Palestina tidak ada penyelesaian bahkan dibiarkan, tambah lagi krisis Suriah, genonide di Myanmar dan Uyghur. Tidak ada solusi,” tutur Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar kepada Tinta Media, Jumat (17/2/2023).
Umat Islam seperti anak ayam kehilangan induknya, bingung, kacau dan tidak ada yang melindungi. Oleh karena itu, menurutnya, para ulama, pemikir muslim dan politisi serta umat harus dengan serius menilai bahwa umat sedang mengalami kekacauan dalam segala hal, dan membuat umat berfikir agar kembali kepada warisan Islam agar terselamatkan.
“Selanjutnya mereka harus kembali memahami hukum-hukum syariat dan kewajiban penegakkan khilafah, meyakini ini solusi terbaik. Lalu sampaikan pada umat dan penguasa bahwa Islam, syariah dan khilafah bukan ancaman,” jelasnya.
Lanjutnya, walaupun ada sebagian pemikir muslim yang berpendapat bahwa Umat tidak membutuhkan sistem kenegaraan khilafah yang dianggap sudah usang, bermasalah, tidak kompatibel dengan sistem politik moderen. Dengan mengusulkan Umat bebas untuk memilih sistem politik dan kenegaraan nya asalkan menjamin prinsip-prinsip ajaran Islam terutama mewujudkan Maqashid asy-syariah.
“Bila kita kaji lebih dalam pendapat di atas bertentangan dengan dua alasan; pertama, dengan hukum kewajiban menegakkan khilafah yang dibahas oleh para ulama sebagai wajib bahkan disebut sebagai tajul furudl/mahkota kewajiban,” ujarnya.
“Kedua, faktanya sistem kenegaraan dan politik hari ini termasuk demokrasi sudah gagal mewujudkan prinsip-prinsip ajaran Islam, termasuk gagal mewujudkan maqashid asy-syar'iyyah,” imbuhnya.
Maka sebab itu, ia mengajak Umat untuk mengkaji dan memahami kewajiban menegakkan hukum-hukum Islam dan hanya dengan khilfah semua itu bisa terlaksana. Dan nasib umat terangkat kembali mulia dengan berislam kaffah.
“Untuk itu tidak bisa hanya dengan memperjuangkan tokoh Islam, tapi harus Islamnya yang diperjuangkan. tak ada artinya seribu pemimpin muslim bila tidak melaksanakan syariat Islam. Cukuplah melihat pemilu sebelumnya dimana umat dicampakkan pasca pemilu. Begitu pula di negara lain umat alami hal serupa,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu