Tinta Media - Salah satu sifat manusia adalah suka menunda urusan. Karena ada yang lebih asyik. Begitupun dalam menjalani hidup dan mempersiapkan akhirat manusia juga suka menunda. Masih asyik main-main dengan angan-angan harta, jabatan dll. Atau karena sekedar sibuk hobi.
Akibatnya kita biasa ga segera. Ga segera sholat padahal dah masuk waktu. Ga segera berangkat kerja. Ga segera nikah padahal pengen. Ga segera ngaji. Ga segera dakwah.
Seolah waktu masih panjang. Dan kesempatan masih ada. Padahal kita ga tahu hari esok. Kita biasa berkhayal bahwa besok akan masih sehat. Masih sempat. Dan kondisi masih ok. Padahal sangat mungkin semua yang kita miliki hari ini esok berubah. Menjadi sakit. Menjadi begitu sibuk. Kondisi keluarga dan masyarakat tidak mendukung dll.
Begitulah mengapa kita harus segera. Segera beramal sholih. Segera ngaji. Segera dakwah.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim no. 118).
Hadist ini memerintahkan kita untuk segera beramal saat masih sempat dan kondusif. Bahkan fitnah bisa terjadi kapan saja. Dan bisa terjadi begitu cepat.
Begitu juga Allah Ta’ala berfirman,
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133).
Intinya kita mesti cepetan jangan tunda lagi. Beriman dan beramal sholih. Bahkan tidak cukup bersegar untuk diri sendiri namun berlomba lomba dalam beramal. Berlomba lomba dalam ngaji dan dakwah. Kalo kita mampu mengemban tugas yang lebih besar ngapain membatasi diri untuk yang kecil kecil.
Allah Ta’ala berfirman,
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (QS. Al Baqarah: 148). Maksud ayat ini kata Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin adalah jadilah yang nomor satu dalam melakukan kebaikan. (Syarh Riyadhus Sholihin, 2: 6)
Sobat, yuk cepetan![]
Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center