Wangi Parfum Tak Bisa Sembunyikan Busuk Badan Kita - Tinta Media

Kamis, 05 Januari 2023

Wangi Parfum Tak Bisa Sembunyikan Busuk Badan Kita

Tinta Media - Kebiasaan sebagian masyarakat barat mengandalkan parfum untuk menutupi bau badan sebab tak biasa mandi. Apakah kemudian bau badan bisa ditutupi oleh wangi parfum? Tentu saja tidak. Paling bisa disamarkan. Justru wangi parfum akan bereaksi dengan bau badan dan menghasilkan aroma baru yang bagi sebagian orang tidak menyenangkan.

Beda kalo badan kita segar habis mandi. Apalagi wangi karena pakai sabun. Maka wangi parfum akan akan semakin membuat badan kita wangi harum semerbak.

Dalam hidup kita ada gambaran yang kurleb sama. Yakni sikap yang kita tampakkan di luar takkan mampu sepenuhnya menutupi keburukan yang kita sembunyikan di dalam diri di hadapan orang lain. Sikap berpura-pura baik. Sikap berpura-pura Sholih. Sikap berpura-pura berilmu dll. Tidak akan mampu menutupi jadi diri kita jika memang tidak layak. Orang lain pasti akan menangkap sinyal-sinyal ketidakberesan dalam diri kita. Pura-pura  semangat sholat berjamaah. Pura-pura  semangat tahajud. Pura-pura dermawan. Karena semua itu ingin terlihat baik di hadapan manusia maka semua itu tak berguna. Karena sejatinya kita tetap bukanlah orang yang baik.

Maka sudah sepatutnya kita lebih fokus kepada perbaikan aqidah dan amal kita. Perbaiki aqidah akan memperbaiki semua hal dalam diri kita. Dan perbaiki amal akan menghasilkan sikap istiqomah karena pertolongan Allah SWT.

Sebagai gambaran dari sikap seperti diatas ada dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. Dari Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ

“Permisalan mukmin yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan aromanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, aromanya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan aromanya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 5059)

Buah Utrujah itu aromanya enak tercium, kalau dirasakan buahnya pun enak.

Jadilah orang yang membaca Al-Qur’an bukan sekedar membaca dan menghafal. Namun hendaknya Al-Qur’an tersebut bisa diaplikasikan. Semakin banyak kaji Al-Qur’an, mestinya semakin bagus iman dan akhlaknya. Karena sifat orang yang membaca Al-Qur’an itu akan tercium wanginya. Artinya, ia akan buktikan dalam amal dan perilakunya keseharian.

Demikian pula dengan amalan amalan yang lainnya. Maka kita mesti berupaya menjadi mukmin yang banyak beramal sholih dengan ikhlas. Sehingga kita akan menjadi buah utrujah. Wangi semerbak aromanya dan sangat enak jika dimakan. Wallaahu a'lam.[]

Oleh: Ustadz Abu Zaid 
Tabayyun Center 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :