Tinta Media - Adanya tudingan pihak tertentu yang menggolongkan beberapa web Islam ke dalam situs web pro radikal dan teroris karena konsisten mendakwahkan khilafah sebagai ajaran Islam, menurut Peneliti Pusat kajian Peradaban Islam Gus Uwik penggolongan tersebut jelas salah.
“Jelas salah tudingan tersebut. Karena khilafah itu bagian syariat Islam, bukan ideologi apalagi ajaran sesat,” tuturnya kepada Tintamedia.web.id, Kamis (12/1/2023).
Gus Uwik juga merasa heran terhadap tudingan tersebut. “Bagaimana mungkin syariat Islam dikatakan berbahaya? Justru syariat Islam itu akan membawa rahmatan lil 'alamin sebagaimana janji Allah SWT. Itu janji dari Sang Pencipta Alam Semesta. Pasti tidak pernah salah. Masak kita mau ingkar dengan janji Allah? Tentu tidak,” ujarnya.
Di sisi lain, menurutnya dakwah hukumnya adalah fardhu kifayah. “Artinya wajib ada dari sebagian umat Islam yang melakukannya. Jika tidak maka akan berdosa. Dan saat ini, salah satu bentuk dakwah adalah dengan tulisan yang bisa disebar melalui web. Artinya mendakwahkan bagian dari syariat Islam, yakni Khilafah adalah sebuah fardhu kifayah,” tandasnya.
Jika kedudukannya seperti di atas, ia menilai hal yang konyol jika dakwah khilafah melalui media digolongkan pro radikal dan terorisme. “Itu jelas ngawur dan pasti tidak ada logika tepat dan benar yang mendasarinya. Lebih banyak pada dugaan dan halusinasi semata,” imbuhnya.
Ia menjabarkan banyak dalil yang menjelaskan akan adanya Khilafah dan kewajiban akan adanya khilafah. “Semua sudah dijelaskan secara detail oleh empat Mazhab, sebagaimana jelasnya menjelaskan bab thoharoh. Tidak ada yang samar. Kalau lah ada perbedaan, itu hanya pada hal-hal pendetailan saja. Secara pokok tentang kewajiban khilafah tidak ada perselisihan. Jadi kalau ada yang menyalahkan atau bahkan menuduh Khilafah adalah ajaran yang tertolak apalagi teroris, jelas ini menyelisihi pendapat jumhur ulama. Tidak ada dalilnya. Yang ada hanya karena islamofobia,” urainya.
Terkait dengan dalil kewajiban Khilafah, ia menyarankan untuk membuka buku karya ulama Nusantara yang dari dulu menjadi salah satu rujukan di sekolah menengah dan perguruan tinggi Islam di Indonesia dan Malaysia. Buku tersebut adalah buku karya Sulaeman Rasyid berjudul Fiqih Islam yang menjelaskan di bab akhir tentang kewajiban Khilafah.
Di dalam buku tersebut, ia menyampaikan bahwa Sulaeman Rasyid, sebagaimana banyak penulis kitab fiqih lainnya, menyatakan hukum mendirikan khilafah adalah kewajiban atas semua kaum muslimin. “Berikut kutipan pernyataan Sulaeman Rasyid : ‘Kaum muslim (ijma’ yang mu’tabar) telah bersepakat bahwa hukum mendirikan khilafah itu adalah fardu kifayah atas semua kaum muslim.’ Sulaeman Rasyid juga menyebutkan alasan kewajiban mendirikan khilafah adalah berdasarkan: (1) Ijma’ Shahabat, sehingga mereka (para shahabat) mendahulukan musyawarah untuk memilih khalifah daripada menyelesaikan pengurusan jenazah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; (2) Kaidah Maa laa yatimmu al-waajib Illaa bihi fahuwa waajib, tidak mungkin dapat menyempurnakan kewajiban –misalnya membela agama, menjaga keamanan, dan sebagainya– selain dengan adanya khilafah; dan (3)beberapa ayat Al-Qur'an dan al-Hadits,” bebernya
Dari penjelasan dalam buku karya Sulaeman Rasyid tersebut, ia menegaskan sekali lagi bahwa sudah sangat jelas bukti dan hukumnya bahwa Khilafah itu ajaran Islam.
Syariah Baik untuk Negeri Ini
Gus Uwik menilai menilai bahwa negeri ini bahkan dunia tidak sedang baik-baik saja. “Ekonomi morat-marit di ambang resesi. Implikasinya PHK semakin banyak, harga-harga semakin meloncat, beban ekonomi semakin sulit, dll. Belum lagi diperparah dengan sumber daya alam yang banyak di jarah oleh Oligarki, Korupsi semakin membabi buta, dll. Ini semua disebabkan oleh sistem kapitalis yang rakus. Memberikan kebebasan dan ‘melegalkan’ kepada para oligark untuk berkuasa dan memeras,” paparnya.
Dalam bidang pendidikan, ia melihat bahwa pendidikan saat ini menegasikan keimanan dan ketaqwaan. ”Ujungnya mencetak peserta didik yang orientasinya hanya untuk bekerja. Akhirnya muncul watak merusak, menghalalkan segala cara untuk meraih cita-cita. Itu semua karena tidak adanya iman dan Islam,” bebernya.
Selain itu, ia menyampaikan adanya narkoba dan seks bebas itu muncul karena budaya hedonis dan kebebasan. “Bebas bertingkah laku sehingga bebas seks bebas dan mabok. Dan masih banyak lagi kerusakan akibat diberlakukannya sistem kapitalis,” ucapnya prihatin.
Islam melalui konsep khilafahnya, menurutnya, akan melahirkan era baru yang penuh kedamaian, stabilitas, dan kemakmuran bagi dunia Islam. “Khilafah akan menggunakan seluruh sumber daya untuk melindungi kepentingan Islam dan kaum Muslim. Dengan sistem khilafah akan membalik kondisi yang sebelumnya orang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin menjadi merata dengan sistem ekonominya,” tambahnya.
Pendidikan dalam Islam, lanjutnya akan menjadikan perserta didik yang beriman dan bertakwa. Tidak berani melanggar aturan karena takut sama Allah. Dan takut di siksa di akhirat kelak. Tidak berani bergaul bebas. Apalagi sampai seks bebas, narkoba, dll. Semuanya berdosa dan melanggar syariat. “Dan masih banyak lagi rahmatan lil 'alaminnya Islam jika diterapkan secara paripurna,” pungkasnya.[] Erlina