Siyasah Institute: Paludan Berani Ulang Aksi Bakar Al-Qur’an karena Dua Hal - Tinta Media

Senin, 30 Januari 2023

Siyasah Institute: Paludan Berani Ulang Aksi Bakar Al-Qur’an karena Dua Hal

Tinta Media - Menanggapi kelakuan Politikus rasialis Swedia-Denmark Rasmus Paludan yang  berani mengulang aksi terkutuk membakar Al-Qur’an, Direktur Siyasah Institute Iwan Yanuar mengatakan disebabkan dua hal.  
 
“Rasmus Paludan berani mengulang aksi terkutuk pembakaran al-Qur'an disebabkan dua hal,” tuturnya kepada Tinta Media Jumat (27/1/2023).
 
Pertama, restu sejumlah pemerintah Barat seperti Swedia dan Denmark. "Kita tahu sejumlah negara Barat beri perlindungan aksi Islamofobia dengan alasan demokrasi kebebasan berbicara, sehingga secara hukum aksi-aksi seperti ini legal. Ingat kasus Charlie Hebdo di Prancis yang direstui hampir semua pemimpin Barat," ungkapnya. 

Kedua, Paludan itu bagian dari  gelombang Islamofobia di Barat (Eropa dan Amerika Serikat) yang terus naik. Negara seperti Inggris dan Prancis menjadi tempat tertinggi kebencian terhadap Islam. “Ada 213 insiden anti-Muslim yang tercatat di Prancis pada tahun 2021, sedangkan di Jerman ada 732 kejahatan anti-Muslim yang terdaftar di seluruh Jerman,” tukasnya.
 
Iwan menilai arus Islamofobia di Asia juga terus naik. Negara seperti Cina, Myanmar dan India paling rasis dan paling keras terhadap kaum muslimin. Bahkan di Korea Selatan ketakutan dan kebencian pada Islam juga mulai naik.
 
“Naiknya Islamofobia semenjak kampanye war on terrorism yang berlanjut pada kebijakan deradikalisasi Islam dan moderasi beragama. Jadi, masyarakat dunia, secara umum termakan umpan AS dan sekutunya sehingga menaikkan tensi Islamofobia,” paparnya.
 
Iwan menyayangkan, para pemimpin dunia Islam hanya mainkan gimmick saja terhadap kasus-kasus penistaan agama macam Paludan ini. Mereka tidak pernah berani ambil langkah nyata yang mengancam kepentingan Barat untuk menunjukkan ghirah. “Lagi-lagi, karena para pemimpin dunia Islam hakikatnya boneka Barat. Bahkan di dalam negerinya, mereka juga ikut mengkampanyekan deradikalisasi terhadap Islam. Membubarkan ormas Islam dan mengkriminalisasi ajaran Islam,” sesalnya.
 
Oleh karena itu sambung Iwan, jangan harap para pemimpin dunia Islam berani mengancam Barat dan membela kepentingan Islam dan kaum muslimin. “Umat butuh kepemimpinan sejati,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
               
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :