Tinta Media - Pemuda adalah tiang atau soko guru. Namun hari ini, tidak ada satu tempat pun yang aman di dunia ini bagi anak-anak di sistem sekuler. Pendidikan yang seharusnya dimulai dari keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya, keluarga rapuh dan ripuh, sementara pendidikan sekolah terjadi dikotomi kurikulum dan tidak berlandaskan akidah Islam.
Kurikulum pendidikan yang berubah-ubah dengan berbasis sekuler dan bersifat materi, bagaimana anak bisa bersaing dalam dunia kerja, namun miskin moral. Nilai agama dan akhlak tidak lagi menjadi standar melainkan bagaimana memenuhi tuntunan hidup.
Ditambah lagi pengaruh moderasi beragama, membentuk generasi jauh dari unsur ketuhanan. Begitu pula dengan pendidikan di pesantren. Santri dirusak dengan UU no 18/2019 dengan Islam wathoniyah yang berasaskan Islam moderat, berwawasan kebangsaan, dengan mengedepankan toleransi. Ulama maupun santri takut dakwah Islam kaffah karena takut dicap radikal. Alhasil, lahirlah ulama moderat dan santri moderat.
Begitu pula dengan Perguruan Tinggi, kebijakannya tidak lepas dari pengaruh kebijakan sistem ekonomi kapitalis dan didukung oleh kebijakan Internasional yang melahirkan mahasiswa bermental buruh atau tenaga kerja di sektor pabrik atau multinasional.
Oleh sebab itu, perlu penyelamatan pemuda dengan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pendidikan harus dimulai dari keluarga. Keluarga harus fokus pada pemenuhan hak-hak anak. Begitu pula ketika menempuh dunia pendidikan, tidak boleh ada dikotomi kurikulum antara swasta dan sekolah milik negara, semuanya harus berlandaskan akidah Islam.
Pemuda harus memiliki kesadaran konfrontatif, dengan iman, akidah, dan petunjuk dari Allah Subhanhu wa Taala. Pemuda tidak boleh terpesona dengan alat-alat yang diadopsi dari barat.
Generasi Islam harus mengetahui visinya sebagai seorang muslim, yaitu sebagai khalifah atau pemimpin. Pemuda harus memiliki tekad yang kuat, menjadi role models atau duta Islam, menjadi pemuda panutan sesuai dengan syariat Islam untuk melawan dan menghancurkan sekularisme.
Tidak hanya itu, pemuda Islam harus pula menyadari bahwa musuh Islam sesungguhnya adalah rezim global. Inilah pertarungan semesta. Maka solusi untuk penyelamatan pemuda hanyalah dengan amar makruf nahi mungkar, berdasarkan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Taala, dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadis. []
Oleh: Vovi
Sahabat Tinta Media