Resolusi Remaja Kian Bias, Mustahil Terjadi Perubahan - Tinta Media

Minggu, 29 Januari 2023

Resolusi Remaja Kian Bias, Mustahil Terjadi Perubahan

Tinta Media - Dewasa ini, lagi-lagi remaja menjadi sorotan utama dalam permasalahan pergaulan bebas. Masih menjadi topik hangat gadis remaja yang meminta dispensasi nikah akibat hamil duluan, kini muncul topik baru, yakni tawuran remaja yang meresahkan masyarakat. Mengutip dari kompas.com, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho telah mengamankan 72 remaja yang hendak tawuran di Neglasari, Kota Tangerang. Permasalahan tersebut tentunya menjadi sorotan masyarakat tentang keadaan generasi remaja saat ini, harus ditanggapi seperti apa?

Adapun Pol Zain Dwi Nugroho menambahkan bahwa polisi mengamankan 72 remaja, 61 ponsel, 29 unit motor dan sebotol minuman keras jenis anggur merah yang diduga akan melakukan tawuran usai menenggak minuman keras. (Kompas.com)

Dari sini, jelas pemerintah perlu memberikan perhatian lebih kepada generasi saat ini agar mereka tidak terjerumus pada pergaulan bebas yang semakin parah. Tidak dapat dimungkiri bahwa tidak semua remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Akan tetapi, lebih baik mencegah sebelum menyebar luas layaknya virus.

Buah dari kebebasan berpikir dan berperilaku yang terjadi pada remaja menjadikan mereka tak lagi terpaut pada norma. Salah satunya adalah norma agama. Sedangkan secara fitrah, manusia akan selalu butuh aturan Tuhan agar hidupnya teratur dan aman. Tak heran jika remaja zaman sekarang seperti orang yang kehilangan arah tujuan dan berbuat semaunya. Remaja yang memiliki arah dan tujuan hidupnya akan terarah dan menghidari pergaulan bebas.

Dalam kaca mata agama, Islam memandang bahwa remaja memiliki harus motivasi tinggi dalam memajukan peradaban. Sebab, remaja dalam berbagai kisah zaman dahulu sebelum daulah Islam runtuh terbukti menjadi tonggak peradaban yang kokoh. Ini sebagaimana kisah Mus’ab bin Umair, Usamah bin Zaid, Hasan Husein bin Ali dan juga Muhammad Al-Fatih dari Ottoman yang berhasil menaklukkan Konstantinopel ketika usianya masih 19 tahun. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa menggantungkan kemajuan bangsa pada generasi muda dengan kondisi meraka yang semakin terpuruk, adalah hal yang mustahil. Generasi muda perlu kembali menjadi pemuda sejati yang membangun peradaban. Hal itu hanya terjadi jika kondisi sistem dan masyarakat juga mendukung, sebagaimana saat Islam diterapkan.

Oleh: Sonia Rahayu, S.Pd.
Aktivis Muslimah
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :